Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yakini 1 Syawal awal Idul Fitri 1435 Hijriyah akan jatuh pada Senin (28/7/2014). Dengan demikian lebaran kali ini kemungkinan akan bersamaan karena sejak jauh hari Muhammadiyah telah menetapkan lebaran pada hari Senin (28/7/2014).
“Tujuh kitab kuno yang kami jadikan rujukan rumus penghitungan menunjukkan ketinggian hilal akan mencapai 3,5 derajat. Artinya hilal akan nampak,” kata Soleh Hayat, koordinator tim rukyatul hilal PWNU Jawa Timur, Selasa (22/7/2014). Dengan penampakan hilal, maka keesokan harinya sudah masuk tanggal 1 Syawal hari pertama lebaran 1435 Hijriyah.
Dari tujuh kitab yang dijadikan rujukan, diantaranya adalah Sulamun Nasyirin menunjukkan ijtimak terjadi pada pukul 16.45 dengan ketinggian 6,42 derajat. Begitu juga rumus dari kitab Fatkurrouf fil Mannan yang memprediksi ijtimak terjadi pukul 16,27 WIB dengan ketinggian hilal 6,27 derajat.
Selain itu juga kitab irsyadul murid memprediksi ijtimak terjadi pukul 17.43 dengan ketinggian 3,28 derajat. Begitu juga kitab Irsyadul Jadid ijtimak terjadi pada pukul 17.33 WIB dengan ketinggian 3,35 derajat.
Tak hanya kitab kuno, metode modern yang juga digunakan NU yaitu metode Epymiris juga menempatkan ijtimak terjadi pada pukul 17,44 WIB dengan ketinggian hilal 3,30 derajat. “Dengan hasil ini, posisi ketinggian hilal sudah imkan rukyat (bisa dilihat) di atas 3 derajat sehingga sangat mungkin untuk bisa dilihat,” kata dia.
Sementara itu, untuk memastikan penampakan hilal ini, PWNU pada Minggu (27/7/2014) tetap akan menggelar rukyatul hilal di 12 lokasi yaitu di Pantai Ambet Pamekasan, Gebang Bangkalan, Nambangan Surabaya, Bukit Condro Gresik, Tanjung kodok Lamongan, dan Pantai Serang Blitar.
Selain itu juga di Ngliyep Malang Selatan, Gili Ketapang Probolinggo, Nyamplong Jember, Kalbut Pasir Putih, Srau Pacitan dan Tanjung Awar-awar Tuban. (fik/ipg)