Ada tiga hal yang diantisipasi selama pelaksanaan operasi Ketupat Semeru 2014 ini. Diantaranya soal kemacetan, penempatan Brimob di daerah rawan kriminalitas dan penempatan sniper antisipasi kejahatan.
Kombespol Ferdianto Dirlantas Polda Jawa Timur pada Radio Suara Surabaya mengatakan, hasil pantauan ada tiga hal yang diantisipasi dalam operasi Ketupat Semeru 2014 di antaranya macet yang harus diurai.
Kemudian rawan kriminalitas misalnya pencurian dengan kekerasan ditempatkan Brimob di empat titik seperti Jati Peteng Tuban, Monumen Suryo Ngawi, Baluran Situbondo dan Gunung Gumitir. Masing-masing ditempatkan 1 pleton dan sniper antisipasi kejahatan.
“Prediksi secara nasional dari Korlantas ada 6 persen kenaikan arus mudik. Tapi nanti akan dihitung kendaraan yang masuk ke Jawa Timur. Begitu juga yang datang ke Bandara Juanda,” kata dia.
Sementara itu bersamaan dengan Pilpres, lanjut dia, catata khususnya Kapolda Jawa Timur sangat atensi pada keamanan di Jawa Timur. Seluruh jajaran sudah diperintahkan untuk all out. Tidak ada kekuatan apapun yang mengganggu kegiatan masyarakat. Negara tidak boleh kalah dengan anarkhisme dan yang mengganggu stabilitas keamanan Jawa Timur. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara TNI-Polri dan mitra Kamtibnas lainnya.
Jumlah personel yang disiagakan, kata dia, sebanyak 9.904 personel yang juga didukung dengan anggaran. Personel kepolisian tidak ada yang cuti hingga operasi Ketupat Semeru 2014 selesai pada 6 Agustus 2014.
“Pos-pos pengamanan Polda Jatim beda dengan tahun lalu, kalau tahun ini yang diutamakan pelayanannya bukan fisik pos pengamanannya,” ujar dia.
Dengan makin dekatnya arus mudik, pihaknya mengimbau agar para pengguna jalan untuk memanfaatkan waktu mudik dengan baik. Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mudik yakni fisik, mental dan kendaraan.” Kondisi kendaraan juga diperhatikan, jangan bawa uang dan perhiasan yang berlebihan serta lengkapi surat-surat kendaraan,” tambah dia. (dwi/ipg)