Jumlah bus sekolah yang masih minim memang butuh penambahan armada, tetapi harus dipertimbangkan apakah memang sesuai dengan kebutuhan, sekaligus juga mempertimbangkan beberapa hal lainnya.
“Secara teoritis, penambahan armada bus sekolah memang akan mengurangi kemacetan. Tetapi masalahnya apakah memang kebutuhan itu harus dengan menambah armada bus? Itu yang juga patut dikaji lebih mendalam,” kata Anak Agung Gede Kartika pengamat Transportasi ITS Surabaya.
Tetapi yang juga tidak kalah penting, selain menambah armada bus sekolah, lanjut Gede Kartika, adalah membenahi sistem transportasi termasuk di dalamnya adalah angkutan umum lebih dioptimalkan.
Pengoptimalan itu di antaranya dengan memperbaiki kualitas angkutan umum, diatur skedulnya, atau bila memungkinkan digratiskan bagi siswa sekolah. Itu diyakini Gede Kartika jauh lebih penting.
“Mengoptimalkan transportasi yang sudah ada saat ini, merupakan hal yang penting. Seperti misalnya memperbaiki angkutan umum, sistem operasionalnya, skedulnya, diharapkan juga dapat dilakukan selain menambah armada bus sekolah,” tambah Gede Kartika, Sabtu (11/1/2014).
Sedangkan terkait peran pemerintah, Gede Kartika menunjuk dana program-program CSR yang dimiliki perusahaan-perusahaan dapat dilakukan dengan memberikan bus sekolah dengan rute-rute yang sudah dipersiapkan bagi kepentingan mahasiswa, pelajar oleh pemerintah kota.
Memang tidak mungkin layanan seperti itu dilakukan secara door to door, tetapi paling tidak dengan keberadaan angkutan-angkutan khusus pelajar dan mahasiswa tersebut akan mengurangi jumlah kepadatan kendaraan.(tok/ipg)
Teks Foto:
– Bus sekolah yang sempat dioperasionalkan oleh Pemkot Surabaya tahun 2004 lalu.
Foto: Dok. suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
