Tidak ada alasan puasa dan lebaran membuat krisis keuangan keluarga kalau direncanakan dengan matang. Puasa dan lebaran yang merupakan momentum tahunan sebenarnya bisa dirancang jauh-jauh hari sebelumnya sehingga keuangan keluarga tetap aman.
Bagi yang punya penghasilan tetap tiap bulannya merencanakan penggunaan uang untuk keperluan keluarga tidaklah susah. Apalagi mendekati lebaran biasanya ada tunjangan hari raya atau THR.
Herlina Yoka Roida Konsultan Management dari Uniersitas Widya Mandala pada Radio Suara Surabaya mengatakan, pengeluaran selama puasa dan lebaran seharusnya diambil dari tabungan atau THR saja.
“Sebisa mungkin memang kita manfaatkan THR atau dari hasil selama berbulan-bulan kita menyisihkan sebelumnya untuk dialokasikan pada hari lebaran. Jadi kita tahu berapa yang terakumulasi. Jangan sampai impalsif karena efeknya akan ada di bulan depan pengeluaran yang melambung. Kuncinya memang pada disiplin,” kata dia.
Selain disiplin dalam penggunaan uang, keluarga juga harus punya prioritas kebutuhan mana yang harus didahulukan.
“Kita mengalokasikan yang utama misalnya untuk zakat dulu. Ini untuk menjaga keberlangsungan sampai bulan-bulan berikutnya tidak terganggu hanya untuk lebaran,” ujar dia.
Kata Herlina, lebaran bagi sebagian masyarakat kita dimaknai dengan sesuatu harus ada termasuk keinginan untuk show off force.
“Seringkali mereka yang di kota saat pulang ingin menunjukkan bahwa kehidupan mereka jauh lebih baik daripada sebelumnya. Sehingga sering terjadi fenomena pembelian emas yang meningkat menjelang lebaran lalu setelah lebaran malah dijual. Atau pembelian kendaraan bermotor agar bisa dipakai untuk perjalanan ke kampung halaman,” katanya.
Budaya seperti itu, kata dia, yang harus dikurangi karena itu hanyalah mindset karena orang jadi ngoyo dan show off.
Cerdas dalam merencanakan dan disiplin dalam pengeluaran, kunci penting menjaga kesehatan keuangan keluarga. Dan jangan lupa kalau kehidupan tetap berjalan itu artinya biaya hidup tetap tidak terhindarkan. (gk/dwi)
Foto : Ilustrasi