Jika dulu Sumpah Pemuda dikumandangkan oleh anak-anak muda negeri ini untuk mempersatukan diri dalam sebuah kekuatan membentuk jati diri bangsa, saat ini adalah saat tepat bagi anak muda Indonesia untuk mendunia. Berbicara di tingkat dunia.
“Di bidang apapun. Dengan memiliki kekuatan lokal pada masing-masing disiplin ilmu serta budaya yang mengakar sebagai anak muda Indonesia, inilah saatnya anak muda kita mendunia. Dulu Sumpah pemuda mempersatukan bangsa, saat ini Sumpah pemuda wajib dipahami sebagai dasar untuk berbicara di tingkat dunia,” ujar Agus ‘Kucink’ Sukamto dosen pemerhati seni budaya.
Bagi Agus Kucink yang baru saja menuntaskan tugasnya membuka museum Asia di museum Rouen, Prancis, anak muda Indonesia dengan segala kekayaan seni serta budaya yang ada, wajib menjadikannya sebagai dasar untuk mengembangkan diri menjadi sosok yang mampu berbicara di tingkat dunia.
“Dengan segala kesempatan serta kemudahan mengakses berbagai informasi, anak muda Indonesia punya peluang yang sama dengan anak muda dibelahan bumi lainnya untuk memajukan seni budaya serta disiplin ilmu masing-masing, agar didengarkan dunia. Sumpah Pemuda jadi fondasi penting bagi anak muda Indonesia,” kata Agus Kucink saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Senin (27/10/2014).
Solihin SAg, MM Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya, membenarkan bahwa sudah saatnya anak-anak muda generasi penerus bangsa ini tidak hanya berpikir tentang lokalitas. Mereka sebaiknya diberikan kesempatan juga untuk berani berbicara didunia internasional.
“Sumpah Pemuda adalah titik pijakan bagi anak-anak muda negeri ini untuk bernai berbicara didunia internasional. Negeri ini tidak kalah hebatnya dengan negeri lain. Tetapi anak muda sering lebih bangga dengan yang berbau luar negeri. Sumpah Pemuda wajib dikenang dan ditelaah sebagai bagian untuk menuju pergaulan dunia,” tegas Solihin pada suarasurabaya.net, Senin (27/10/2014).(tok/ipg)