Kubu Jokowi mendesak Susilo Bambang Yudhoyono Presiden menaikkan harga BBM sebelum akhiri masa jabatan 20 Oktober 2014 untuk memperkecil subsidi.
Kubu Jokowi-JK menilai anggaran yang dialokasikan untuk subsidi dalam RAPBN terlalu besar sehingga anggaran yang seharusnya bisa unutk membiayai pembangunan tersandera oleh subsidi.
Dalam pidato pengantar RAPBN dan nota keuangan yang disampaikan Presiden dalam sidang Paripurna gabungan DPR-MPR, Jumat (15/8/2014) lalu anggaran subsidi dipatok Rp 433,5 triliun dan non energi Rp.7 triliun.
Akbar Faesal tim transisi pemerintahan Jokowi mengatakan, sebenarnya SBY lebih bijak lagi dengan tidak membebankan subsidi seluruhnya kepada pemerintahan Jokowi.
Kalau dianggap satu-satunya jalan untuk memperkecil subsidi dengan menaikkan harga BBM, kubu Jokowi akan mendukung kalau SBY Presiden berkehendak menaikkan harga BBM.
“Tidak elok kalau Pak Jokowi yang harus menaikkan BBM di awal pemerintahannya. Apa kata rakyat nanti,” kata politisi Hanura itu.
“Jokowi calon Presiden terpilih kepada wartawan di Istana Merdeka, Minggu (17/8/2014) juga menilai subsidi yang tertuang di RAPBN terlalu besar kalau mau masih bisa diperkecil,” kata Jokowi.
Menanggapi soal subsidi yang dinilai terlalu besar, Chatib Basri Menteri Keuangan menjelaskan RAPBN 2015 angkanya masih bisa diotak-atik pemerintah yang akan datang. (jos/dwi)