Pemerintah memastikan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada November 2014, meskipun besaran kenaikannya masih belum bisa ditentukan.
“Selama ini kita sudah sosialisasi. Jadi, ditunggu saja,” kata Sofyan Djalil Menteri Koordinator Perekonomian usai melakukan pertemuan dengan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Sofyan mengatakan, perhatian pemerintah sama seperti dunia usaha. Dimana subsidi BBM yang tidak tepat sasaran tersebut, nantinya akan dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih produktif dan lebih baik.
“Perhatian kita sama seperti dunia usaha, jika subsidi tidak mencapai sasaran, kita akan memperbaiki ke arah yang lebih produktif,” katanya seperti dilansir Antara.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Suryo Bambang Sulisto Ketua Umum Kadin Indonesia mengatakan, sikap Kadin tidak berubah dan terus menyerukan agar pemerintah mencabut subsidi BBM, karena dinilai tidak tepat sasaran.
“Subsidi BBM harus tepat sasaran, selama ini yang memanfaatkan subsidi itu mayoritas adalah orang-orang yang tidak perlu disubsidi dan karena adanya disparitas harga itu, juga menyebabkan penyelundupan,” kata dia.
Namun, kata Suryo, ada pemahaman masyarakat yang keliru soal pencabutan subsidi BBM oleh pemerintah, dimana mereka menilai bahwa kondisi masyarakat akan lebih sulit dan menderita.
“Ada pemahaman yang keliru, jadi jika subsidi itu dihapus, maka rakyat akan menderita. Sehingga kita tidak mampu melakukan banyak hal yang lebih bermanfaat bagi rakyat,” ujarnya.
Suryo menambahkan, dengan dihilangkannya subsidi BBM dan dialokasikan ke program yang lebih tepat sasaran, maka sekto-sektor seperti pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur akan mendapatkan alokasi dana yang lebih, nantinya subsidi tersebut akan bisa dinikmati masyarakat lebih luas.
“Kita tetap konsisten, karena kita yakin dengan subsidi dihilangkan, tidak akan lagi terjadi distrorsi ekonomi dan penyelundupan,” ungkapnya.(ant/ono/rst)