Soekarwo, Gubernur Jawa Timur undang belasan ulama untuk rumuskan kebijakan khusus terkait keberadaan ISIS. Beberapa ulama yang diundang, mewakili dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah serta dari Majelis Ulama Indonesia.
Dari NU diwakili Miftachul Ahyar, Rois Syuriah PWNU Jawa Timur. Sedangkan dari Muhammadiyah tampak hadir Prof. Thohir Lut, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Selain itu juga hadir Kiai Miftachul Ahyar, Ketua MUI Jawa Timur.
Dari unsur pesantren juga tampak hadir Kiai Anwar Iskandar dari Pesantren Lirboyo, serta kakak beradik Kiai Zainuddin Jazuli dan Nurul Huda Jazuli dari Lirboyo Kediri, dan beberapa kiai dari pesantren besar lainnya.
Selain ulama dan akademisi, acara yang digelar di gedung negara Grahadi ini juga dihadiri Kapolda, Pangdam, Panglima Armatim, serta Ketua DPRD Jawa Timur.
Acara sendiri dimulai tepat pukul 11.30 WIB dan diawali dengan paparan keberadaan ISIS di Indonesia oleh Prof Adb A’la rektor UIN Surabaya. Selanjutnya paparan ini dilengkapi oleh Dr Muzaki, dosen sekaligus peneliti Timur Tengah dari UIN Surabaya.
Dalam paparannya Muzaki menilai para tokoh ISIS Indonesia sebenarnya bukanlah pemain baru. “Mereka ini mayoritas adalah para tokoh-tokoh Islam radikal yang sudah ada,” kata Muzaki.
Gerakan ISIS, sebenarnya gerakan yang bersumber dari konflik di Timur Tengah. Tidak ada satupun pamplet, selebaran, maupun poster dan buku yang disebarkan dengan mengatasnamakan konflik di Indonesia. Semua isu yang dibangun adalah isu di luar Indonesia.
Muzaki mengatakan, gerakan ISIS memang berkembang cukup pesat karena mereka diisi oleh orang-orang terdidik dan memiliki kemampuan otak yang cukup cemerlang.
Beragam judul buku maupun pamplet yang disebarpun cukup menarik publik. “Buku-buku Islam radikal di Indonesia dijual dengan cepat bahkan lebih laku ketimbang buku-buku konfensional lainnya,” kata dia.
Tak hanya itu, mereka ini juga menerbitkan aneka majalah. Meski harganya cukup mahal, tapi tetap saja laris terjual. Selain itu, modus gerakan mereka saat ini adalah merekrut pengikut baru menggunakan media internet.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, dialog dengan para ulama mengenai ISIS masih terus berlangsung. Satu persatu para ulama dimintai pendapatnya.
Dari beragam pendapat ini, nantinya Gubernur Jawa Timur akan merumuskan ke dalam sebuah kebijakan khusus untuk menyikapi keberadaan ISIS di Jawa Timur. (fik/ipg)