Solichin SAg, MA, Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya menegaskan dan mendesak pemerintah melalui dinas-dinas untuk terus melakukan simulasi dan sosialisasi kepada anak didik terkait dengan kemungkinan terjadinya bencana.
“Mengingat negara kita adalah negara yang memang memungkinkan terjadinya berbagai bencana. Anak didik perlu mendapatkan bekal terkait dengan tanggap bencana. Harus terus dilakukan,” tegas Solichin.
Simulasi dan sosialisasi tanggap bencana perlu dilakukan agar anak didik, tidak sekedar telatih menghadapi bencana tetapi juag memiliki bekal pengetahuan yang berguna dimasa mendatang.
“Kalau latihan memadamkan api, sekolah kami sudah melakukan. Tetapi simulasi bagaimana menghadapi gempa, siswa harus bagaimana, itu yang memang belum pernah dilakukan. Padahal ini sangat penting,” tukas Solichin.
Ditemui ditempat berbeda, Muntiani kepala SMAN 14 Surabaya membenarkan bahwa pemahaman anak didik terkait bencana, masih minim bahkan ada yang tidak tahu harus bagaimana saat bencana terjadi.
“Justru anak didik seharusnya tahu bagaimana menghadapi bencana jika memang terjadi. Bukan cuma bencana alam, kebakaran, mestinya anak didik memiliki bekal pengetahuan itu. Bisa dengan simulasi dan bukan cuma sosialisasi,” ujar Muntiani.
Saat terjadi gempa, dan anak didik sedang belajar dikelas, misalnya, apa yang harus dilakukan anak didik agar terhindar dari kecelakaan itu, menurut Muntiani perlu dilakukan simulasi.
“Jangan-jangan karena ingin tidak celaka tapi justru menjadi celaka. Oleh karena itu menurut saya simulasi tanggap bencana perlu dilakukan oleh sekolah dan didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Ini penting,” pungkas Muntiani, Jumat (7/2/2014).(tok/rst)