Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengawasi ketat pelaksanaan Sekolah Menengah Terbuka yang akan dilucurkan Mei mendatang.
Achmad Jazidie Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud mengatakan ini, Jelang Persiapan Peluncuran Sekolah Menengah Jarak Jauh, di Surabaya, Senin (28/4/2014).
Menurut Jazidie, meski nama sekolahnya terbuka, bukan berarti muridnya akan dibiarkan tanpa ada kendali selama mengikuti sekolah terbuka. “Mereka tetap akan diawasi seperti sekolah biasa dan bisa dikeluarkan kalau sampai melakukan pelanggaran,” tegasnya.
Ditambahakan Jazidie, untuk pelaksanaan sekolah terbuka Dikmen Kemendikbud akan menyiapkan anggaran Rp 1.250.000,- untuk tiap siswa yang akan ikut program sekolah terbuka setiap tahun. “Biaya itu akan digunakan untuk operasional penyelenggaraan sekolah termasuk diantaranya seragam sekolah,” jelasnya.
Menurut Jazidie anggaran sebesar itu, tidak termasuk anggaran pengadaan tablet yang akan diisi modul-modul pembelajaran. “Tablet itu sifatnya hanya dipinjamkan ke siswa di Sekolah Menengah Terbuka dan akan diupdate tiap bulan di sekolah, tablet akan jadi aset dinas pendidikan di wilayah yang ada sekolah terbukanya,” papar Jazidie.
Rencananya untuk tahap awal, sekolah menengah terbuka akan dibuka di enam wilayah di Indonesia, diantaranya Jambi, Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, dan Sorong. Peluncuran resmi Sekolah Menengah Terbuka itu akan dilakukan M Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, langsung di Sorong, 10 Mei 2014.
Tiap sekolah menengah terbuka, rencananya akan menampung 200 siswa yang semua akan diverifikasi sebelum mengikuti sekolah menengah terbuka setingkat SMA dan SMK. “Sekolah ini diprioritaskan untuk lulusan SLTP Sederajat yang tidak tertampung di SMA atau SMK reguler karena kendala ekonomi, geografis, waktu, sosial dan budaya juga drop out SMA atau SMK,” pungkas Achmad Jazidie Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud. (tas)
Teks Foto :
– Achmad Jazidie Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud.
Foto : Teguh suarasurabaya.net