Tak seperti biasanya, pemerintah Jawa Timur terkesan menutupi bobot sapi yang akan dikurbankan oleh Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah. Padahal sapi kurban tiga pejabat itu dibeli dari uang APBD dan tiap tahun selalu diumumkan bobot dan asalnya.
“Saya hanya terima bongkokan, ndak tahu asalnya, saya hanya bagian membayar,” kata Bawon Adiyitoni, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Masyarakat Setdaprov Jawa Timur, Rabu (1/10/2014).
Meski Bawon mengakui uang yang digunakan untuk beli sapi adalah uang dari APBD, tapi dirinya sengaja merahasiakan bobot sapi karena tak ingin berpolemik seperti tahun lalu. Saat itu, bobot sapi kurban milik Pakde Karwo sempat menuai polemik karena dinilai berlebihan.
Kala itu, Pakde Karwo berkurban dengan sapi jenis limosin dengan bobot 1,250 ton seharga Rp67,5 juta. Tahun lalu, sapi Pakde Karwo memiliki bobot terberat ke-tiga di Indonesia. Untuk sapi paling berat diambil Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden. Sedangkan sapi dengan bobot terberat kedua digunakan oleh Boediono, Wakil Presiden.
Sapi-sapi dengan bobot yang lumayan besar ini, saat itu didapatkan dari kelompok Tani Suka Makmur, Bojonegoro.
Hal yang sama diungkapkan Saifullah Yusuf (Gus Ipul). “Pokoke (pokoknya) Pak gubernur dan saya kurban, bobotnya berapa nanti lihat saja di Masjid Al Akbar,” kata dia.
Sementara itu, informasi yang diterima suarasurabaya.net menyebut bobot sapi Pakde Karwo untuk kurban kali ini tak jauh beda dengan tahun lalu. Kali ini, Pakde Karwo dibelikan sapi jenis limusin dari seorang peternak bernama Kusnan dari Desa Klepek, Kecamata Sukosewu, Bojonegoro.
Sapi untuk Pakde kali ini berbobot 1,2 ton dengan harga Rp80 juta. Sedangkan untuk Saifullah Yusuf (Gus Ipul), sapi yang akan dikurbankan berbobot 700 kg dengan harga Rp40 juta. Sapi milik Kusnan ini adalah pemenang kontes bobot sapi yang beberapa waktu lalu digelar di Pasar Induk Puspa Agro. (fik/rst)