Sebagian masyarakat sudah memiliki kewaspadaan terhadap kejahatan dalam penggunaan kartu kredit. Setidaknya itu adalah kesimpulan dari hasil #DISKUSI yang diadakan fanpage facebook Suara Surabaya e100 pada Senin, 3 Februari 2014.
Sampai saat ini pengguna kartu kredit masih terus dihantui kasus pencurian data. Karena jika data sudah berhasil dibobol, pelaku dapat menggunakan akun kartu tersebut secara ilegal. Setiawan, Novan Pro dan Priananda Top memiliki saran yang sama untuk ini.
Mereka menyarankan untuk selalu memantau billing kartu kredit. “Saat ada hal yang mencurigakan, langsung lapor ke perbankan. Penting untuk selalu melakukan pemeriksaan. Karena itu bisa meminimalisir kejahatan,” tulis mereka kompak.
Rizaldy Yusuf berpendapat bahwa kadang kejahatan penggunaan kartu kredit karena kelalaian dari si pengguna. Makanya menurut Rizaldy penting bagi pengguna untuk selalu periksa agar tidak terjadi kejahatan.
Dony Setyawan lebih ekstrem memberikan saran. Dony menulis: “Setiap melakukan transaksi dimanapaun, foto aja wajah nasabahnya. Jadi setiap merchant yg nagih ke pihak bank sekalian bawa tagihan plus foto nasabahnya.”.
Sebelumnya, Steve Martha Ketua Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) pada suarasurabaya.net memberikan beberapa tips agar terhindar dari kejahatan penggunaan seperti untuk tidak menyebutkan 3 digit angka terakhir dan hindari double swipe.
Namun begitu, Yoshua pendengar SS yang menghubungi langsung admin media sosial Suara Surabaya e100 menilai bahwa apa yang terjadi di lapangan memaksa kita untuk membiarkan kejahatan itu terjadi. “Masih ada perbankan penerbit kartu kredit yang meminta 3 digit angka terakhir saat si pengguna melakukan pemeriksaan billing,” kata Yoshua.
Yoshua juga menambahkan bahwa masih ada juga swalayan yang menggesek kartu kredit customer dua kali. “Nah, pas ditanya mereka bilangnya ini sudah prosedur Mas. Kan kita terpaksa membiarkan jadinya,” pungkasnya. (ham/ipg)
Teks Foto:
– Diskusi yang diadakan e100