Sekolah tidak hanya memberikan dukungan berbagai bentuk materi pembelajaran, tetapi wajib update perkembangan berbagai industri, termasuk industri kreatif, di antaranya bidang fashion.
“Siswa jurusan Busana & Boutique, memang mendapat materi pembelajaran bidang fashion. Mereka diberikan kesempatan melakukan eksplor. Tetapi kami juga terus mengupdate perkembangan industri,” terang Gati Prasetyaningsih Wakil Kepala Humas SMKN 8 Surabaya.
Oleh karena itu, siswa diharapkan tidak sekadar melakukan proses belajar di sekolah semata, tetapi juga harus aktif mengikuti berbagai kegiatan lain terkait bidang atau jurusan yang diminati. “Soal Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 kami sudah mendengar dan perlahan kami coba sisipkan dalam informasi pembelajaran,” tambah Gati.
Melalui proses magang kerja, siswa jurusan Busana dan Boutique mendapat kesempatan memperoleh tambahan pelajaran serta pengalaman di bidangnya karena berurusan langsung dengan pelaku-pelaku industri kreatif bidang fashion.
“Saat magang itulah juga siswa memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman, bagaimana sebenarnya industri fashion di Indonesia maupun dikancah internasional itu sebenanrnya bergerak dan berjalan. Ini penting,” tambah Gati lagi.
Di SMKN 8 Surabaya, kata Gati adalah kewajiban bagi siswanya untuk mengikuti program magang. “Beberapa siswa jurusan Busana & Boutique langsung magang di sekolah-sekolah mode, dan hasilnya memang sangat mengagumkan. Ini juga bisa jadi bekal mereka ke depan,” kata Gati saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Senin (24/3/2014).
Alif Permana Wijaya siswa jurusan Busana & Boutique SMKN 8 Surabaya, peraih juara lomba desain busana yang digelar sekolah mode ternama, mengaku sekolah memang memberikan kesempatan bagi siswa berkreasi.
“Lebih dari itu memang tergantung siswa sendiri untuk lebih memperdalam minat dan keinginanya di industri fashion tersebut. Saya pernah dengar pasar bebas, dan bayangan saya industri fashion juga akan ikut berkembang. Karena itu, sejak awal kita harus mempersiapkan diri,” tegas Alif.
Melalui browsing di internet, Alif membuka wawasan terkait dengan bidang fashion. “Kita sendiri yang harus mempersiapkannya. Dan di pasar bebas, sepertinya kita hars punya ciri tersendiri agar dapat dikenal luas,” tegas Alif Permana Wijaya yang sedang bersiap mengikuti UN 2014 ini.(tok/ipg)