Menghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) bukan berarti harus masuk golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Rusunawa Gunungsari Surabaya misalnya, saat ini dihuni warga korban penggusuran stren kali Jagir, Wonokromo yang mayoritas merupakan warga menengah.
Pantauan suarasurabaya.net, di Rusunawa Gunungsari, Kamis (6/3/2014), belasan atau bahkan lebih dari 20 mobil berjajar di area parkir rusun.
Beberapa mobil itu mulai jenis pick-up hingga mobil keluarga sekelas Toyota Avanza hingga Honda CRV. Beberapa mobil umumnya terparkir berjajar di area parkir lorong rusun. Ada juga beberapa di depan rusun.
Tak hanya mobil, antena televisi berbayar juga menghiasi di hampir seluruh cendela kamar yang ada di rumah susun yang berada tak jauh dari terminal Joyoboyo Surabaya itu.
Rusunawa Gunungsari sendiri memang dibangun Pemerintah Jawa Timur guna menampung korban penggusuran lahan di sepanjang stren Jagir, Wonokromo. Mereka yang digusur ini mayoritas adalah para pemilik kios yang dulu berjajar di sepanjang jalan pinggir sungai itu.
Rusunawa Gunungsari sendiri dibangun di lahan seluas 6.799 meterpersegi dan memiliki 268 unit kamar. Rusun ini mulai beroperasi sejak Mei 2011.
“Rusun ini didesain cukup bagus dan dibangun di pinggir jalan utama tengah kota,” kata Gentur Prihantono, Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Jawa Timur.
Meski di lokasi yang cukup strategis, tapi pemerintah tetap mematok harga sewa yang cukup rendah bagi para penghuninya yaitu lantai dasar ditetapkan sebesar Rp235 ribu, lantai II Rp215 ribu, lantai III Rp195 ribu, lantai IV Rp175 ribu, dan lantai V Rp156 ribu. Tarif ini belum termasuk penggunaan listrik dan air.
Menurut Gentur, tarif murah ini semata untuk membantu para korban penggusuran guna cepat memiliki tempat tinggal pengganti. (fik/rst)
Teks Foto :
– Beberapa mobil penghuni rusun berjajar di area Rusunawa Gunungsari.
Foto : Taufik suarasurabaya.net