Relawan Kelud Berdatangan, Koordinasi Kurang

Relawan untuk korban Gunung Kelud terus berdatangan, tapi koordinasi dinilai kurang.

Didik Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mengatakan, kondisi penanganan bencana di Indonesia, selalu kurang koordinasi, ini juga terjadi dalam penanganan korban letusan Gunung Kelud di Kediri dan sekitarnya.

Menurut Didik, untuk korban dan pengungsi terdampak letusan Gunung Kelud, datanya sangat tidak valid. “Data yang disampaikan ke BPBD Jatim dari Posko dan beberapa pos pengungsian jumlahnya selalu angka pembulatan. Angka atau jumlah itu menunjukkan kalau data yang disampaikan dari setiap posko hanya berdasar pengamatan mata, tidak dihitung detail,” ujarnya, Minggu (16/2/2014).

Selain itu, tidak adanya up date informasi yang akurat dari Posko Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kediri, juga akan membingungkan para pengungsi. “Para pengungsi tidak akan tahu kondisi dan perkembangan kondisi Gunung Kelud setiap waktu, ini sangat membahayakan, kalau warga nekat kembali ke rumah, tanpa tahu status terakhir Gunung Kelud,” jelas Didik.

Selain itu, persoalan struktur organisasi di setiap pos pengungungsian tidak ada, sehingga pendataan kebutuhan logistik dan kesehatan juga jumlah pengungsi tidak ada, bahkan cenderung kacau. “Kondisi itu akan menyulitkan distribusi kebutuhan logistik dan lainnya. Harusnya langkah ini diambil Pemkab dan Pemkot Kediri, agar korban letusan Gunung Kelud dapat kepastian bantuan dan penanganan,” paparnya.

Sementara di Posko Siaga Kelud di Simpang Lima Gumul beberapa relawan kesehatan dan rescue juga terus berdatangan, tapi sayang sekali data mereka juga tidak tercatat dengan pasti, sehingga banyak relawan yang bertindak dan mengambil upaya penyelamatan korban letusan Gunung Kelud sesuai informasi yang mereka dapat di sekitar kawasan terdampak letusan. (tas/rst)

Teks Foto :
– Tim Rescue dan Medis terus berdatangan ke beberapa lokasi pos pengungsian korban letusan Gunung Kelud, di Kediri dan sekitarnya..
Foto : Teguh suarasurabaya.net