Rela Tahan Pipis, Demi Keselamatan Bersama

Bagi Kayis yang sudah mengabdi lebih dari 30 tahun di perusahaan perkerataapian, khususnya sebagai penjaga palang perlintasan kereta api, menjaga keselamatan perjalanan kereta api serta keselamatan bersama menjadi prioritas tugasnya saat berjaga dan bertugas.

”Bahkan terpaksa nahan pipis, kalau memang bertepatan dengan saat kereta api akan melintas. Tugas kami memang mengutamakan perjalanan kereta api sekaligus menjaga keselamatan bersama. Setelah kereta api melintas, langsung masuk kamar mandi,” ujar Kayis sembari tertawa.

Ditemui sedang bertugas di pos perlintasan dekat stasiun Wonokromo, Kayis menyampaikan bahwa tugasnya selama ini sebagai penjaga palang perlintasan kereta api bisa dibilang gampang-gampang susah lantaran berkaitan dengan banyak hal termasuk arus lalu lintas di wilayah kerjanya.

Bisa dipastikan setiap pagi, saat jam berangkat kerja dan berangkat sekolah, kawasan perlintasan rel kereta api didekat sungai Jagir itu selalu padat oleh arus kendaraan dari berbagai arah. Demikian juga saat jam pulang kantor.

“Di tengah kepadatan kendaraan seperti itu, kami harus siaga menerima laporan datangnya kereta api yang akan melintas. Memang tugas kami sepertinya hanya menurunkan dan menaikkan palang perlintasan kereta api. Tetapi kami juga harus memantau kendaraan agar tidak nekad menerobos saat palang pintu perlintasan diturunkan,” tambah Kayis.

Namun demikian, lanjut Kayis, masyarakat masih saja nekad mengangkat palang perlintasan dan melintas rel kereta api. “Karena itu, kalau pas ada laporan kereta akan melintas, kami terpaksa harus rela menahan semuanya dan berkonsetrasi penuh. Bahkan kalau sudah kebelet pipis sekalipun harus ditahan,” pungkas Kayis saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Jumat (13/6/2014).(tok/rst)

Teks foto:
– Kayis bertugas di dalam pos penjaga palang perlintasan kawasan Jagir, Wonokromo, Surabaya.
Foto: Totok suarasurabaya.net