Ratusan netter/masyarakat penikmat Kebun Binatang Surabaya (KBS) menyoroti dan memberikan masukan terkait fasilitas KBS. Baik fasilitas untuk pengunjung dan yang paling utama fasilitas untuk binatang penghuni KBS.
Terbukti dari #DISKUSI e100 sosial media (sosmed) Suara Surabaya, Selasa (21/1/2014) hampir 70% masyarakat memberikan komentar tentang perbaikan kandang (sangkar peraga–Red) dan fasilitas lainnya.
Ada 346 netter/masyarakat yang aktif berkomentar dalam #DISKUSI, setelah tiga jam dilontarkan postingan ini: #DISKUSI: Pemkot Surabaya saat ini sudah mendapat mandat penuh untuk pengelolaan Kebun Binatang Surabaya KBS, yang selama ini dilakukan oleh Kementrian Kehutanan RI. Lalu, apa harapan Anda untuk KBS di masa mendatang setelah pemerintah kota mendapatkan hak penuh ini..?
Atika Wardah yang Selasa (21/1/2014) pagi berkunjung ke KBS mengamati kebersihan lingkungan yang menurutnya masih jauh dari kata bersih dan bebas.
“Hari ini saya pergi ke KBS. Ada 3 hal yang saya sebagai orang awam amati: kebersihan lingkungan KBS, kandang yang sempit, serta kondisi fisik dan jiwa binatang-binatang di sana. Tiga hal tersebut sangat perlu perhatian lebih dari siapapun yang sekarang menjadi manajemen atau pengurus nantinya,” tulis Atika Wardah dalam komentarnya di #DISKUSI e100.
Novian Budi Santoso juga berharap sangkar peraga dapat diperluas. Dengan begitu, hewan-hewan juga dapat dengan bebas bergerak dan tak terkesan tertekan.
Sama dengan mereka Oktavianus Joe juga berharap banyaknya lahan kosong yang saat ini ada bisa dibuat wahana lainnya yang menunjang kenyamanan hewan dan pengunjung. Jika tidak, bisa juga dimanfaatkan sebagai perluasan sangkar peraga.
Harapan yang disampaikan Harvey Lienardo lebih komplit. Harvey menulis “Pengembangan KBS setelah dipegang Pemkot pertama-tama mulai membenahi seluruh sarana terutama kandang binatang yang ada, sebisanya diadaptasikan sesuai dengan habitatnya agar dapat membuat binatang yang di dalamnya merasa nyaman sekaligus menjadi edukasi kepada para pengunjung mengenai binatang tersebut dan alamnya. Alangkah baiknya jika burung memiliki ruang cukup untuk terbang meski tidak terlalu jauh, Reptil mendapatkan suhu kandang, ukuran, kelembapan yang sesuai, begitu pula dengan mamalia, pisces, bahkan perlu juga ada lorong insect, atau bahkan taman kupu-kupu.
Program konservasi dan pelestarian, ternak, lepas kembali ke alam merupakan tujuan yang cukup baik. Kalaupun dijual harus sesuai prosedur dan kebijakan yang ditetapkan, bukan asal jual atau ilegal, serta penghasilan untuk maintenance sarana-sarana yang ada.”
Sementara itu Fabio Krian menulis “Menurut saya tetep d lestarikan dan semua fasilitas di benahi kyk perahu sama kandang kandang yang kosong di isi lagi karena KBS merupakan sarana hiburan rakyat menengah kebawah dimana setiap orang pengen tahu binatang yg tidak ada d sekitar rumahnya sendiri Hidup KBS.”
Deshika Mansur Krisna pun menyampaikan harapan besarnya terkait KBS di masa datang lewat #Diskusi e100: “Harapan saya, pemkot surabaya dapat menjadikan KBS bukan hanya sbg bonbin terluas se asia tenggara, juga menjadi terlengkap, termodern, terbersih, ternyaman, dan teredukatif dengan koleksi hewan2 yg sehat. Aaamiiiin….”
Sekadar diketahui Kementerian Kehutanan menyerahkan mandat pengelolaan satwa di Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada Pemkot Surabaya. Dengan penyerahan mandat ini, maka Pemkot Surabaya memiliki mandat penuh pengelolaan KBS karena sebelumnya, meskipun lahan sudah dikuasai oleh Pemkot, namun pengelolaan satwa masih dikuasai oleh Kementerian Kehutanan lewat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Manusia.
Keputusan ini disampaikan Zulkifli Hasan Menteri Kehutanan setelah bertemu Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI bersama Tri Rismaharini Walikota Surabaya dan Soekarwo Gubernur Jawa Timur di Jakarta, Selasa (21/1/2014).(ham/ipg)