Kabar kritik dan protes keras pemerintah Singapura pada Republik Indonesia terkait penamaan KRI Usman-Harun, tidak perlu dikhawatirkan dan membuat pemerintah Republik Indonesia takut.
“Kita tidak perlu mundur pada kritik dan protes Singapura. Yang perlu ditunjukkan bahwa ada persepsi yang berbeda tentang Usman-Harun antara masyarakat Indonesia yang mengganggapnya sebagai pahlawan, dengan Singapura yang justru menganggap Usman-Harun sebagai kriminal,” terang Djoko Susanto pengamat dan dosen HI Unair Surabaya.
Djoko menambahkan bahwa sesekali rakyat dan para petinggi Republik Indonesia termasuk petinggi TNI Angkatan Laut memiliki persepsi yang sama terkait penamaan KRI Usman-Harun tersebut sehingga menjadi pembelajaran bagi Singapura dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Penamaan KRI Usman-Harun memang isu sensitif, tetapi bukan berarti kemudian kita harus mundur. Justru ini jadi pembelajaran bagi Singapura dalam berbangsa dan bernegara agar tidka telalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia,” tambah Djoko Susanto pada suarasurabaya.net, Senin (10/2/2014). (tok/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
