Sabtu, 23 November 2024

Proses Otopsi Michael Tak Bisa Jadi Alat Bukti

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Proses otopsi yang dilakukan oleh KBS atas kematian singa Michael dinilai tidak bisa dipertanggungjawabkan dan berpotensi sebagai tindakan yang menghalangi penyelidikan polisi.

AKBP Farman Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya pada wartawan, Sabtu (25/1/2014) mengatakan, proses otopsi yang dilakukan KBS ke Unair ini dinilai tidak ada gunanya karena tata cara pengambilan sampale tidak sesuai dengan seharusnya.

“Kita sudah koordinasi dengan Unair pengambilan sample tidak bisa dipertanggungjawabkan apa benar organ sample singa atau hewan lainnya. Ini karena proses otopsi tidak dilakukan bersama-sama dan tidak didampingi petugas serta dokter yang akan melakukan uji laboratoris. Ini tidak ada gunanya,” kata dia.

Dari segi penyidikan, lanjut dia, ini tidak bisa menjadi alat bukti karena yang mengajukan bukti ini bukan penyidik. “Untuk penyebab kematian singa ini dibunuh atau tidak ini masih belum dan akan kita dalami. Terkait beberapa pihak ada indikasi memberi keterangan palsu atau menghalangi penyidikan polisi? Ini masih juga kita dalami,” ujarnya.

Berdasarkan hasil laporan pihak KBS yang diserahkan pada polisi yakni deskripsi fisik antara lain lidah menjulur keluar, veses keluar dan terdapat luka pada kaki belakang, sedang di bagian leher terdapat kuku kaki belakang yang menancap dekat di bagian leher yang merupakan bekas jerat tali baja.

Telah dilakukan necropsy yang hasilnya terlihat rongga perut mengalami pendarahan, paru-paru berwarna merah muda dan titik hitam, di dalam lambung terdapat makanan berupa leher kepala ayam.

Diagnosis hasil otopsi menyatakan penyebab kematian Michael disebabkan karena mengalami anoksia atau kekurangan oksigen. Dalam rangka menguatkan diagnosa, beberapa bagian organ diserahkan pada laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Unair untuk pemeriksaan histopatologi. (dwi/edy)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs