Banyak cara yang dapat digunakan untuk menyuarakan pendapat menganai isue dan konflik yang terjadi di sekeliling kita, baik itu isu sosial politik, pendidikan hingga isu terbarukan yakni penolakan rencana reklamasi teluk Benoa.
Salah satu cara lama yang sudah mulai ditinggalkan adalah poster propaganda. Jaman sekarang banyak yang tak mengenal poster propaganda namun sesungguhnya poster propaganda pernah berjaya pada masa Perang Dunia I dan Perang Dunia II kemudian berlanjut pada era perang dingin blok barat dan timur.
Kini setelah era itu berlalu poster propaganda mulai terganti menjadi poster komersial. Poster propaganda merupakan poster yang memiliki ciri tersendiri dimana lebih menitikberatkan pada teknik berkomunikasi yang seefektif mungkin serta dapat memberikan pengaruh yang cepat dan mampu mendorong pembaca poster melakukan sesuatu yang diingikan oleh sang desainer poster.
Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual UK Petra menggandeng Nobodycorp. Internationale Unlimitied menggelar acara Pameran dan Seminar Posteraksi. Pameran diselenggarakan mulai Senin (24/11/2014) hingga Sabtu (29/11/2014) mendatang bertempat di Selasar Gedung P Lantai 2.
Nobodycorp. Internationale Unlimited didirikan oleh Alit Ambara pada tahun 1993. Menampilkan beberapa karya dari Nobodycorp. Internationale Unlimitied yang dalam hal ini adalah karya dari seniman Alit Ambara yang merupakan salah seorang desainer dibalik Nobodycorp.
Poster-poster yang akan ditampilkan meliputi isu politik, hak asasi manusia serta pendidikan. Tidak hanya itu, akan ada beberapa poster pendamping dari karya para mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen (UK) Petra, Surabaya.
Djadwalkan Kamis (27/11/2014) dilaksanakan seminar oleh Alit Ambara dengan tema Propaganda Melalui Poster, di Gedung T Ruang AVT 503 Lantai 5 UK Petra Surabaya.
Diharapkan melalui agenda pameran Posteraksi karya Nobodycorp. Internationale Unlimited para mahasiswa sebagai calon desainer yang juga memiliki kepekaan terhadap berbagai persoalan termasuk masalah sosial kemasyarakatan.
“Melalui Pameran dan Seminar Posteraksi ini, diharapkan para calon desainer mampu memahami bahwa sebagai seorang desainer perlu memperkaya diri mengenai ilmu desainer yang seharusnya tak lepas dari persoalan maupun konflik yang berkembang di masyarakat dan mampu berdampak bagi lingkungan social,” papar Maria Nala Damajnti, S.Sn., M.Hum., Ketua Panitia, Senin (24/11/014).(tok/ipg)