Sebagai sebuah sarana agitasi terhadap masyarakat yang membacanya, poster propaganda kerap tampil dengan dominasi warna merah. Hal ini terkait dengan warna merah yang lebih dikenal dan dinyatakan sebagai satu diantara warna yang menyimbolkan perlawanan.
“Dalam sejarah poster propaganda yang ada, memang lebih didominasi warna merah. Seperti aslinya yang ada di negara Rusia. Dan warna merah itu kemudian dipilih menjadi satu diantara warna yang menyimbolkan sebuah perlawanan. Perlawanan terhadap apa saja,” papar Obed Bima Wicandra Sekretaris Program Studi DKV UK Petra, Surabaya.
Menyoal warna-warna dalam pameran poster propaganda: Posteraksi, yang digelar di selasar gedung P Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, Obed menambahkan bahwa poster propaganda memang digunakan dan banyak ditemukan di Rusia.
Kekuatan kata-kata dan simbol visual serta pilihan warna yang tegas dikatakan Obed menjadi satu diantara pembeda antara poster propaganda dengan bentuk printing lainnya. “Poster propaganda memang tegas dan kata-kata yang dipilih juga tegas termasuk warna yang dipilih. Untuk memberikan kekuatan agitasi,” tambah Obed.
Warna merah, kata Obed memberikan kesan kuat. Dan oleh karena itu digunakan sebagai bagian penting dari poster propaganda. Dan dalam perkembangannya kemudian, warna merah diidentikkan dengan perlawanan twerhadap berbagai hal yang ada di masyarakat.
Sejak Senin (24/11/2014), lebih dari 50 poster propaganda karya Alit Ambara pencetus Nobodycorp. Internationale Unlimitied yang berisi berbagai protes dan perlawanan terhadap berbagai isu, mulai dari politik, sosial, agama, SARA, hingga isu kekinian.
Penolakan terhadap reklamasi Tanjung Benoa Bali, juga ditampilkan menjadi obyek poster propaganda. Dan ada warna merah yang sangat kental di dalam poster itu. Selain warna biru yang menggambarkan pantai di Bali.(tok/ipg)