Para peternak di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengaku masih kesulitan mendapatkan pakan segar untuk ternak sapi mereka pascaerupsi Gunung Kelud.
“Kami masih mengandalkan pakan kering yang ditumpuk sebelum erupsi lalu, seperti jerami dan bonggol jagung,” kata Waridi, satu diantara peternak di Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Minggu (2/3/2014).
Ia mempunyai 65 ekor yang dikelola dalam kelompok tani yang ada di desa itu. Selain miliknya, terdapat milik sejumlah anggota kelompok lainnya.
Sebelum terjadi erupsi, para peternak masih dengan mudah mendapatkan pakan hijau seperti rumput gajah ataupun daun jagung, serta batang padi. Namun, saat ini daun hijau masih sulit didapat setelah erupsi Gunung Kelud.
Banyak daun yang kering diterjang pasir dan kerikil saat erupsi yang terjadi pada Kamis (13/2/2014) lalu. Dengan itu, ternak pun tidak mendapatkan suplai pakan yang memadai.
Ia menyebut, sebenarnya tidak berapa lama setelah erupsi, terdapat bantuan berupa pakan yang diberikan para donatur ataupun relawan kepada para peternak. Namun, karena jumlah ternak banyak, sementara pemberian terbatas juga tidak bisa maksimal memenuhi kebutuhan ternak.
Satu diantaranya, kata dia, diberikan sebuah perguruan tinggi negeri di Bogor, yang memberikan bantuan berupa silase, yaitu pakan berkadar air tinggi hasil fermentasi yang diberikan kepada hewan ternak ruminansia atau dijadikan biofuel melalui digesti anaerobik (sejenis pakan hijau yang diawetkan) serta sentrat.
Seperti dilaporkan Antara, perguruan tinggi itu memberikan sekitar 4 ton, tapi dibagi untuk tiga kelompok tani. Di kelompoknya sendiri, mendapatkan 2 ton, karena memang jumlah ternak yang banyak. (ant/tas)