Petani tambak dari masyarakat Sidoarjo kelompok korban lumpur lapindo di luar peta area terdampak, yang mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Sidoarjo, akhirnya kecewa. Sebab Ketua dan anggota Panitia Khusus (Pansus) lumpur lapindo sebagai penengah dari pertemuan antara petani tambak dengan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo tidak memberikan solusi.
Mereka justru ngibrit (lari__resd) dari ruang pertemuan. “Maaf, karena waktunya terbatas, dan ada rapat paripurna, pertemuan ini saya tutup,” kata Mahmud Ketua Panitia Khusus lumpur lapindo kepada para petani tambak, Rabu (10/12/2014).
Tidak ada solusi dari pertemuan tersebut, sebanyak 15 petani tambak dari Desa Penatar Sewu mengaku tidak puas, termasuk pada pejabat yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo. “Pertemuan ini tidak memuaskan, dan tidak ada titik hasilnya,” kata Nur Rohman.
Padahal petani tambak saat ini membutuhkan air dari aliran sungai ketapang yang bersih tidak tercemar luapan air campur lumpur lapindo. Cemaran lumpur juga menyebabkan banyak ikan mati dan tambak yang rusak. Akibatnya petani tambak mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Saat ini, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo masih terus melakukan pengerjaan pengerukan dan mengaliri air di dalam kolam penampungan dengan membuat rembesan menuju sungai ketapang.
“Air campur lumpur kiriman dari kolam lumpur lapindo ke sungai ketapang itulah, yang membuat petani tambak rugi,” kata dia.
Secara terpisah Kepala Dinas Pengairan yang ikut pertemuan tersebut tidak bisa berbuat banyak. “Saya tidak bisa berbuat banyak, pengerukan sudah dilakukan. Tapi, sungai ketapang masih dicemari dari air campur lumpur yang ada di kolam penampungan,” terang dia.
Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo juga mengungkapkan, saat sudah melakukan pengerjaan penanggulan dan pengerukan di titik 73 yang jebol, Minggu (30/11/2014) lalu. Akibatnya banyak air campur lumpur mengalir ke sungai ketapang, yang merupakan mengalir ke petani tambak
Untuk tuntutan petani tambak sendiri, mereka minta BPLS melakukan pengerjaan pembuatan tanggul di titik 68 Desa Kedungbendo Kecamatan Tanggulangin.
“Saat ini sedang melakukan pengerjaan membuat alur aliran lumpur. Agar air campur lumpur di kolam penampungan sekitar Desa Kedungbendo bisa dibuang ke sungai porong bukan di sungai ketapang,” kata Dwinanto Hesti Prastyo. (riy/rst)
Foto : Petani tambak melakukan pertemuan di ruang rapat gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Foto : Bruriy suarasurabaya.net