Painem, 55 tahun tak menyangka pernikahan anaknya harus bubar sebelum pesta usai. Padahal, untuk menggelar pesta ini, pemain elekton dia sewa lengkap dengan sebuah panggung besar yang didirikan tepat di pertigaan jalan Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.
“Sejak sore kami sudah diingatkan, tapi acara sudah disiapkan jauh hari jadi tetap saja kami gelar,” kata Painem. Benar saja, pada pukul 21.30, petugas dari kepolisian sektor Kepung datang dan minta pesta dibubarkan.
Tapi Painem dan warga sekitar menolak. Bahkan meski petugas menjelaskan bahaya akan letusan Kelud, tetap saja Painem dan warga nekat melanjutkan pesta. Padahal, sejak sore gempa dengan skala kecil dan sedang sudah kerap terjadi dan dirasakan warga kampung itu.
Pesta ini pun benar-benar bubar ketika pukul 22.50, ketika Kelud benar-benar meletus. Dentuman besar dan nyala bola api keluar dari puncak gunung yang hanya berjarak sekitar 6 Km dari desa itu.
Warga yang awalnya berpesta, langsung berlari mengambil sepeda motor ada juga yang menumpang mobil pick-up milik tetangga mereka. Semua berlari turun gunung menuju desa-desa yang ada di bawah gunung.
Pestapun akhirnya bubar. Bahkan suarasurabaya.net pada Jumat (14/2/2014) siang yang mencoba melihat lokasi persis diadakannya pesta pernikahan ini mendapati jika tenda besar yang didirikan untuk pesta tersebut ambruk.
Sisa-sisa aneka minuman keras masih tampak berserakan di sekitar panggung. Bahkan piring makanan serta kardus sisa makanan juga masih tampak.
Beruntung, warga sekitar sigap dan segera meninggalkan lokasi. Jika tidak, bisa dibayangkan bagaimana nasip mereka karena di lokasi ini, material yang dimuntahkan Gunung Kelud tak hanya berupa abu melainkan juga kerikil dan batu seukuran kepalan orang dewasa.
“Saya ingat, tadi malam batu besar-besar berjatuhan. Batu-batu itu menyala,” kata Painem ditemui sedang berada di dekat tenda besar untuk pesta di depan rumahnya yang kini sudah ambruk. (fik/ipg)
Teks Foto :
– Tenda pesta pernikahan warga di Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.
Foto : Taufik suarasurabaya.net