Jumat, 22 November 2024

Perlu Banyak Perbaikan untuk Kembangkan Perfilman Indonesia

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan

Budi Sampurno, Pengamat Perfilman Jatim mengatakan, seiring perkembangan perfilman di Indonesia, banyak hal yang masih perlu diperbaiki misalnya dari segi pendidikan.

“Saat ini dibanding dulu memang lebih baik, karena pendidikan untuk sineas sudah masuk ke sekolah seperti SMK Multimedia, Sarjana Komunikasi dan lain sebagainya. Namun pembelajaran tersebut kurang merangsang para sineas karena masih minimnya gelaran seperti festival film,” katanya pada Radio Suara Surabaya.

Menurutnya, pendidikan memang diperlukan agar sineas muda tahu angel yang bagus, skenario yang bagus dan lain sebagainya. Namun itu semua harus diapresiasi dengan adanya acara-acara seperti workshop, festival film dan lain sebagainya baik di tingkat nasional maupun tingkat daerah dengan menonjolkan karakteristik dan budaya Indonesia.

Kemudian, dari sisi masyarakatnya, pemerintah diharapkan bisa lebih agresif dan memberikan pembelajaran pada masyarakat tetang seperti apa itu film yang baik. Bentuknya bisa sosialisasi atau sebuah event.

“Problematikanya di masyarakat sekarang kan banyak pilihan untuk menonton film. Bahkan sudah banyak yang menggunakan tv berlangganan. Nah, bagaimana membuat masyarakat lebih bisa menghargai dan mengapresiasi film anak negeri. Jika kita hanya mendorong sineas muda tanpa didukung dari masyarakat juga akan jadi hambatan berkembang,” jelas dia.

Hal ini, katanya masih ditambah dengan persoalan lain seperti pembajakan dan gempuran film luar negeri yang dari sisi jumlah, Indonesia kalah banyak. “Semua itu persoalanlama yang harus diselesaikan dan dicari solusinya. Karena jika melihat perkembangan dari karya sineas saat ini sudah jauh lebih bagus baik dari segi Animasi, IT maupun jalan ceritanya.”

Budi mengakui, jika perfilman sudah menyentuh ranah industri tentu berbicara untung dan rugi. Sehingga, sejumlah produser terpecah menjadi dua kutub, dimana yang satu memprioritaskan keuntungan dan yang satunya lagi lebih kepada karya yang baik.

“Dalih para produser membuat film itu kan melihat pasar dan minat masyarakatnya. Untuk itu, jika masyarakat sudah mampu memilah film yang baik, otomatis produser pun akan mengikuti apa yang disukai dan jadi kebutuhan masyarakat,” terangnya.

Untuk itu, pemerintah khususnya di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan diharapkan memberikan wadah pada sineas muda dan memberikan edukasi pada masyarakatnya, agar perfilman Indonesia berkembang lebih baik lagi dan jangan sampai vakum seperti di tahun 90-an dulu. (ain)

Foto: Ilustrasi

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs