Sekitar seratus pedagang kaki lima, juru parkir, serta pemilik warung sekitar kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak, Senin (9/6/2014) menggelar aksi penggalangan tandatangan bagi seluruh warga yang ada di sekitar kawasan Dolly.
Aksi penggalangan tandatangan ini merupakan aksi untuk menggerakkan warga sekitar kawasan Dolly dan Jarak untuk menolak pemilihan presiden. “Artinya kami sepakat untuk golput dalam pilpres mendatang,” kata Apeng, koordinator aksi.
Dengan aksi ini, kata Apeng, warga sekitar maupun penghuni di kawasan lokalisi diminta untuk tak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden mendatang.
Pantauan suarasurabaya.net, aksi kali ini dimulai dari lokalisasi wisma Permata Biru. Dari wima ini, ratusan pekerja lokalisasi ini lantas berjalan masuk ke gang-gang serta pasar yang ada di kawasan Lokalisasi Dolly dan Jarak.
Mereka lantas minta warga sekitar kawasan itu membubuhkan tandatangan tanda penolakan penutupan kawasan lokalisasi Dolly dan Jarak.
Menurut Apeng, lokalisasi Dolly dan Jarak berdiri di 5 RW yang ada di kelurahan Putat Jaya. Dari 5 RW ini, total pemilik suara diperkirakan mencapai 17 ribu hak pilih.
“Kami akan mencoblos jika penutupan lokalisasi dibatalkan. Kami terpaksa tak akan mencoblos karena tak ada satupun capres yang peduli dengan nasib kami,” kata dia.
Sementara itu, aksi ini merupakan yang kesekian kalinya digelar oleh para pekerja lokalisasi. Sebelumnya, mereka juga sempat menggelar aksi menulis surat berisi curahan hati para pekerja lokalisasi.
Surat tersebut lantas dikirimkan ke Presiden dan Komnas HAM. “Minggu ini, Komnas HAM berjanji ke Dolly untuk menemui dan melihat langsung kondisi di sini,” kata Andi Peci, Koordinator Front Pekerja Lokalisasi. (fik/rst)