Dahlan Iskan Mentri BUMN kali ini mengakui harus angkat tangan menghadapi Karen Agustiawan Dirut Pertamina yang tetap mundur meskipun berbagai jurus sudah dilakukan untuk mencegahnya.
Kepada wartawan di kantor BUMN, Selasa (19/8/2014), Dahlan Iskan menjelaskan, wanita pertama yang menjadi Dirut Pertamina mundur atas kesadaran sendiri. Bukan akibat pengaruh atau tekanan pihak lain sehubungan dengan pergantian pemerintahan dari SBY kepada calon Presiden yang akan diputuskan MK 21 Agustus 2014.
“Bukan karena tekanan atau akan jadi Mentri. Bu Karen mundur akan menjadi dosen di Harvard Boston AS sebuah universtas terkemuka di dunia,” kata Dahlan.
Alasan ini sudah disampaikan kepada Presiden dan beliaupun menerima. Namun belum mengeluarkan pernyataan apa-apa. Soal tekanan di Pertamina dikatakan hampir permanen bukan sekarang saja. Misalnya soal pembayaran subsidi yang lambat, elpiji yang membuat Pertamina labanya tidak bisa meningkat lagi karena dari sektor elpiji rugi besar.
Ditanya tentang penggantinya, Dahlan Iskan menjelaskan masih menjadi wewenang SBY karena calon Presiden hasil Pilpres 2014 baru akan dilantik 20 Oktober 2014. Masih ada waktu dua bulan lagi.
Dahlan meyakini, SBY orang yang cukup bijak sehingga dalam memilih calon pengganti Karen Agustiawan, SBY akan membicarakan dengan calon penggantinya mengingat Pertamina merupakan salah satu BUMN yang cukup strategis.
Ali Mudakir Humas Pertamina menyebutkan dalam surat pengunduran diri tertanggal 13 Agustus 2014, Karen Agustiawan akan bekerja sebagai Dirut Pertamina sampai 30 September 2014 sekitar dua bulan lagi. (jos/dwi)