Penerbit yang memanfaatkan layanan buku digital di Indonesia masih sangat minim.
Bambang Trim Ketua Kompartemen Diklat-Litbang-Informasi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) mengatakan ini, menyikapi prospek perkembangan teknologi digital yang mendukung dunia penerbitan.
Dikatakan Bambang, dari 1.000 lebih penerbit yang ada di Indonesia, baru 10 persen yang menggunakan teknologi buku digital, untuk memasarkan produk-produk mereka. “Dari 1116 penerbit yang ada, hanya 10 persen yang paham dengan pemanfaatan buku digital,” ujar Bambang, Selasa (4/3/2014).
Kondisi itu terjadi, karena sosialisasi pemanfaatan buku digital, masih baru dilakukan sekitar 2-3 tahun terakhir.
“Selain itu, jumlah penerbit yang tersosialisasi sebagian besar, baru yang ada di Pulau Jawa, sisanya yang di luar Jawa masih belum tersosialisasi. Jumlah anggota IKAPI itu, 65 persen di Jawa dan sisanya di luar Jawa,” jelas Bambang.
Menurut Bambang kondisi yang ada di Indonesia berbeda dengan di luar negeri, kalau di luar negeri keberadaan buku digital sudah berkembang, sementara di Indonesia baru akan mulai.
“Buku-buku digital di luar negeri, yang paling disukai, cerita-cerita fiksi, sementara kalau di Indonesia lebih banyak buku-buku akademik,” kata Bambang.
Meski masih minim, Bambang Trim optimis pemanfaatan buku digital akan tumbuh dengan baik, khususnya untuk buku-buku akademik yang diperlukan di perguruan tinggi. (tas/ipg)
Teks Foto :
– Bambang Trim Ketua Kompartemen Diklat-Litbang-Informasi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
Foto : Teguh suarasurabaya.net