Jumlah penderita HIV/AIDS di Sampang, Jawa Timur tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni dari 32 kasus menjadi 43 kasus.
Yuliono Humas RSUD Sampang mengatakan peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan semua petugas medis di lingkungan Dinas Kesehatan dan pasien yang pernah diwarat di RSUD Sampang, Madura.
“Ada peningkatan sebanyak 11 kasus dibandingkan dengan tahun 2013,” kata Yuliono kepada wartawan, Minggu (30/11/2014) seperti dilansir dari Antara.
Dari jumlah total sebanyak 43 penderita itu, sebanyak empat orang di antaranya telah meninggal dunia. Yuliono menjelaskan pasien penderita HIV/AIDS di Sampang umumnya enggan berobat ke balai pengobatan umum, seperti Puskesmas dan rumah sakit, karena menganggap bahwa jenis penyakit itu memalukan dan dianggap sebagai penyakit kutukan.
Pasien yang berobat, umumnya karena terpaksa, serta sudah tidak kuat menahan rasa sakit yang dideritanya akibat ketahanan tubuhnya kian menurun. “Ada rasa malu pada diri pasien, ketika dirinya diketahui menderita HIV/AIDS oleh masyarakat, termasuk famili dekatnya,” kata Yuliono.
Seharusnya, kata dia, anggapan seperti itu tidak terjadi, karena penderita HIV/AIDS bukan hanya karena berhubungan seksual dengan orang bukan muhrim, tetapi banyak di antara mereka karena tertular.
“Makanya pada Hari AIDS yang jatuh pada 1 Desember ini, kami mengajak dan ingin mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya keterbukaan, serta pentingnya untuk menjauhi hal-hal yang bisa mengakibatkan seseorang terjangkit HIV/AIDS,” ujarnya.
Jumlah warga yang menderita HIV/AIDS di Kabupaten Sampang ini lebih banyak dari Pamekasan, sebab berdasarkan data Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan hanya mencatat 27 warga yang positif menderita HIV/AIDS. Di Bangkalan sebanyak delapan orang dan kini telah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit dr Soetomo di Surabaya. (ant/wak)