Ditegaskan Drs. Eko Purwanto MSi, kepala SMP Luar Biasa (LB) Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya, bahwa dalam pelaksanaan ujian nasional para siswa tunanetra butuh pendamping yang memahami dan mampu membaca huruf Braille.
”Karena siswa sendiri masing-masing punya keterbatasan saat menghadapi naskah soal ujian dengan menggunakan huruf Braille. Oleh karena itu, saat pelaksanaan UN nanti, siswa memang wajib didampingi pengawas yang mampu baca huruf Braille,” terang Eko.
Jika tidak, lanjut Eko, maka siswa tunanetra akan mendapat kesulitan ketika harus mengerjakan soal-soal ujian nasional dengan menggunakan huruf Braille. “Karena masing-masing siswa punya keterbatasan ketika membaca huruf Braille,” kata Eko.
Untuk itu, kata Eko, sebelum pelaksanaan ujian nasional nanti, sekolah berharap ada kepastian terkait jumlah pendamping bagi siswa SMP LB YPAB Surabaya yang mengikuti ujian nasional.
Ditanya apakah tahun-tahun sebelumnya pendamping ditempatkan di SMP LB YPAB Surabaya saat pelaksanaan ujian nasional 2014, Eko membenarkan bahwa pendamping memang ada dan bertugas penuh.
“Pendamping untuk siswa tunanetra itu tidak sekedar mendampingi saja tetapi juga membacakan soal-soal ujian yang seluruhnya bisa dipastikan ditulis dengan huruf Braille. Tahun sebelumnya, pendamping memang hadir,” tegas Eko pada suarasurabaya.net, Rabu (2/4/2014).
Sekurangnya 9 siswa tunanetra SMP LB YPAB Surabaya dijadwalkan mengikuti Ujian Nasional SMP 2014 yang bakal digelar 5 – 8 Mei 2014 mendatang. Untuk pelaksanaan ujian tersebut, siswa tunanetra butuh pendamping yang tidak hanya bertindak selaku pengawas, sekaligus pembaca soal ujian dengan huruf Braille.(tok/rst)
Teks foto:
-Siswa tunanetra wajib didampingi petugas untuk membacakan soal ujian.
Foto: Dok suarasurabaya.net