Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun sarana penyeberangan berupa terowongan bawah tanah (tunnel) di Jalan Mayjen Sungkono untuk mengurangi kemacetan dan kepadatan arus lalu lintas yang ada di jalan protokol tersebut.
Tri Rismaharini di Surabaya Wali Kota Surabaya, mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyiapkan anggaran pembangunan sekitar Rp60 miliar hingga Rp70 miliar untuk proyek tersebut.
“Proyek ini sangat penting untuk mengurai kemacetan yang ada di Jalan Mayen Sungkono,” katanya seperti dilansir Antara, Rabu (6/8/2014).
Rencananya, lanjut dia, proyek ini akan dikerjakan mulai tahun depan. Jika APBD Kota Surabaya digedok sebelum November, proyek ini tidak perlu multiyears.
Menurut dia, Jalan Mayjen Sungkono ini sudah menjadi kawasan central business district (CBD) baru, yakni arus kendaraan yang melintas di kawasan ini kian padat.
Apalagi, di sekitar Mayjen Sungkono terdapat sejumlah perumahan, apartemen, dan hotel yang tentunya akan menambah volume kendaraan.
“Proyek ini tepatnya di sekitar Taman Makam Pahlawan. Di situ kan antrean kendaraan sangat banyak. Nah, untuk mengurangi antrean, kami akan buat tunnel atau terowongan itu,” katanya.
Risma menjelaskan, untuk pembebasan lahan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak PT Jasa Marga (Persero) Tbk. selaku pemilik lahan.
Perusahaan pelat merah yang berkecimpung di usaha pelayanan Jalan Tol itu juga sudah memberi persetujuan kepada pihak pemkot untuk menggarap proyek tersebut di lahan miliknya.
Selain mengerjakan proyek tunnel ini, lanjut dia, proyek-proyek yang lain juga terus jalan seperti halnya pemkot mulai membuka tender proyek pengerjaan proyek angkutan massal cepat (AMC) pada bulan Oktober 2014, dan proyek pembangunan Jembatan Kenjeran juga terus jalan.
“Jembatan ini untuk menghubungkan Kenjeran lama dan Kenjeran baru. Jalan di jembatan ini merupakan bagian dari proyek Jalan Lingkar Luar Timur Surabaya (JLLTS),” katanya.
Untuk proyek AMC, kata dia, anggaran proyek yang awalnya diperkirakan menelan biaya hingga Rp8,8 triliun masih bisa diminimalisasi melalui pengurangan biaya pada moda trem. Rencananya trem akan dikerjakan bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Pada tahun pertama pengerjaan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menyiapkan dana sebesar Rp400 miliar. Proyek AMC terdiri atas dua moda transportasi, yakni trem dan monorail.
Untuk trem akan menghubungkan Surabaya selatan hingga utara dan sebaliknya, sedangkan monorail akan menghubungkan Surabaya timur ke barat dan sebaliknya.
“Surabaya ini sangat menarik sebagai tempat untuk berinvestasi. Oleh karena itu, kami persiapkan infrastrukturnya terlebih dulu,” ujarnya. (ant/ipg)