Sabtu, 23 November 2024

Pemilik Rumah Soekarno Berharap Perhatian Pemerintah

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Jamilah, 56 tahun, tak pernah mengira rumah yang dia beli pada 1990 silam ternyata merupakan rumah bersejarah tempat lahirnya sang proklamator, Soekarno.

Memiliki luas 6×14 meter, rumah yang berada di Kampung Pandean IV nomor 40, Peneleh, Surabaya ini di beli senilai Rp15 juta. “Waktu itu saya hanya pengen beli rumah dan akan kami tinggali bersama keluarga adik saya,” kata Jamilah, ketika ditemui suarasurabaya.net, Senin (17/3/2014).

Jamilah megetahui rumah yang kini ditempati bersama 8 anggota keluarganya ini adalah rumah Soekarno pada tahun 2010. Saat itu, tiba-tiba Jamilah didatangi oleh seorang sejarawan Surabaya. Jamilah juga beberapa kali diundang seminar terkait hal ini.

Kini, Jamilah hanya berharap pemerintah segera mempertegas status kepemilikan rumah ini. “Bu Risma (Tri Rismaharini) minta rumah ini tidak dijual, saya hampir tiap hari kedatangan tamu, hidup saya kadang tidak tenang,” kata Jamilah.

Jamilah sendiri mengaku belum mendapatkan apapun dari penetapan status rumah ini. Jika pemerintah mengehendaki, Jamilah rela menjual rumah ini ke pemerintah.

Sekadar diketahui, dari beberapa literatur yang ada, Soekarno atau Koesno, nama kecilnya, memang diketahui lahir di kampung Pandean Peneleh Gang IV No. 40, Surabaya. Sebuah kampung yang kini penuh dengan gang sempit di pusat Kota Surabaya. Literatur yang kini diyakini oleh pemerintah Kota Surabaya untuk menetapkan rumah itu menjadi bangunan cagar budaya.

Konon, saat itu R. Soekeni Sosrodihardjo, ayah Soekarno, dipindahtugaskan dari Singaraja, Bali, sebagai guru di Sekolah Rakyat Sulung Surabaya pada tahun 1900. Soekeni datang bersama istri tercinta Nyoman Rai Srimben yang tengah mengandung Soekarno menuju Surabaya dengan menggunakan kapal.

Saat itu, kapal itu berlabuh di Kalimas, tak jauh dari rumah yang kini ditempati Jamilah. Soekarno sendiri lahir pada 1 Juni 1901.

Sementara Blitar, yang selama ini sering disebut-sebut tempat kelahiran proklamator RI ini, adalah tempat penugasan terakhir Soekeni Sosrodiharjo ketika dipindahkan dari Mojokerto dan dipromosikan menjadi penilik pada tahun 1917. Artinya Soekarwo saat itu sudah berumur 16 tahun.

Keterangan bahwa Soekarno terlahir di Surabaya ini berdasarkan dari buku-buku biografi tentang Soekarno antara lain Soekarno sebagai Manusia karya I am Yang Tjoe, Penerbit Ravena Solo 1933; kemudian pengukir jiwa Soekarno, karya Soebagijo IN; serta Bung Karno Putra Sang Fajar karya Solichin Salam. Dalam semua buku-buku ini bahkan sampai mencantumkan jika Soekarno lahir di Pandean Peneleh gang IV No.40 Surabaya.

Sementara sejarah yang menyebut Soekarno lahir di Blitar, dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Sejarah ABRI pada 1967, yang kemudian dirujuk oleh Sekretariat Negara. Data resmi ini kemudian di kutip di buku-buku sejarah, terutama yang terbitan di atas tahun 1967. (fik)

Teks Foto :
– Rumah tempat kelahiran Soekarno di Peneleh, Surabaya.
Foto : Taufik suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs