Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperingati Hari Guru Nasional 2014 dengan menerapkan konsep revolusi mental di bidang pendidikan melalui penguatan peran strategis guru.
Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah gerakan dan Hari Guru Nasional akan jadi momentum awal, menjadikan pendidikan sebagai sebuah gerakan.
“Secara konstitusional, pendidikan adalah tanggung jawab negara, tapi secara moral pendidikan adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Ini bukan berarti pemerintah lepas tangan,” ungkapnya, seperti yang terlansir di Antara, Selasa (25/11/2014).
Pemerintah kata Anies justru harus terlibat dan mengajak sebanyak mungkin elemen masyarakat terlibat dalam pendidikan.
Untuk memperkuat peran strategis guru, penguatan layanan profesional guru akan menjadi fokus perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun depan. Program itu, akan menitikberatkan pada penilaian kinerja guru secara individu.
Syawal Gultom Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Mutu Pendidikan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Kemendikbud mengatakan, pemerintah akan melakukan penguatan layanan profesional guru berbasis individu.
“Tonggak sejarah pembinaan guru, berawal tahun 2004, ketika guru dinyatakan sebagai profesi 2006 sertifikasi guru mulai dilakukan dan tunjangan profesi guru mulai diberikan tahun 2008,” ungkapnya.
Syawal menjelaskan pemerintah juga terus mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan guru secara daring untuk meningkatkan kualitas guru. Program itu akan bisa dirasakan manfaatnya oleh 3,2 juta guru yang tersebar di 207.000-an sekolah tersebar di Indonesia.
Sekadar diketahui, menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3,1 juta guru mengajar sekitar 53 jutaan peserta didik tahun 2014.(ant/nif/fik)