Pelebaran jalan raya Duduk Sampeyan hingga saat ini masih terkendala soal pembebasan lahan di sisi Utara maupun Selatan.
Masih banyak warga yang menolak untuk membebaskan tanahnya, dengan alasan harga yang diberikan Pemerintah Kabupaten Gresik, tidak sesuai dengan harga pasar.
Informasi yang berhasil dihimpun suarasurabaya.net, warga yang belum mau membebaskan tanahnya, mendapat intimidasi dari oknum yang mengaku dari pemerintah maupun aparat keamanan.
Satu diantara warga Duduk Sampeyan yang enggan disebutkan namanya mengaku, setiap ada pemberitaan di media terkait pembebasan lahan, pihaknya selalu didatangi orang tidak dikenal.
“Setiap ada pemberitaan tentang pembebasan lahan, pasti ada orang tidak dikenal mendatangi warga. Sehingga warga takut untuk memberikan komentar,” kata dia kepada suarasurabaya.net, Rabu (25/6/2014).
Dia menambahkan, warga sebenarnya tahu pelebaran jalan ini untuk kepentingan umum. Namun jika harga yang diberikan tidak sesuai dengan pasaran, warga akan kesulitan untuk mencari ganti rumah.
“Kami tahu ini untuk kepentingan umum. Tapi kalau harga yang diberikan tidak bisa untuk membeli tanah dan membangun rumah baru, trus kami mau tinggal dimana,” tegasnya.
Saat ditanya mengenai berapa jumlah harga yang ditawarkan pemerintah untuk pembebasan lahan, pria ini enggan untuk memberikan jawaban. “Saya tidak berani ngomong mas, takut salah. Silahkan tanya saja pak RT, nanti kalau saya salah ngomong ada yang datang ke rumah saya malah repot,” ujarnya.
Dia berharap, pemerintah bisa mencarikan jalan keluar terkait pembebasan lahan ini. Jika memang ingin memberikan uang ganti rugi, jangan malah merugikan warga. Warga dengan senang hati memberikan tanahnya, asalkan harganya sesuai dan bisa digunakan untuk membangun rumah baru.
“Warga itu maunya ya tidak dirugikan. Namanya ganti rugi tapi kok justru merugikan warga. Pokoknya warga, khususnya saya, bersedia membebaskan lahan asalkan tidak ada yang dirugikan,” pungkasnya. (wak/rst)
Teks Foto:
– Deretan rumah dan toko sisi Selatan Jl. Raya Duduk Sampeyan yang terkena pembebasan lahan.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net