Bagi Alif Perdana Wijaya siswa jurusan Busana & Boutique SMKN 8 Surabaya pelaku industri kreatif khususnya industri fashion di Indonesia punya peluang besar untuk mengedepankan lokalitas daerah hadapi AFTA 2015.
“Dengan berbagai kekayaan tradisional Nusantara, ditambah kekayaan berbagai kerajinan tekstil negeri ini, rasanya pelaku industri kreatif khususnya industri fashion punya kesempatan besar mengangkat lokalitas kedaerahan itu,” kata Alif.
Sejumlah produk fashion kelas internasional, lanjut Alif yang baru saja menyabet juara dalam kompetisi desainer muda sekolah mode ternama di Surabaya, mencontohkan bahwa karya mereka ada yang mengadopsi motif kain Nusantara.
“Bahkan produk ternama itu kemudian dikenali sebagai produk internasional. Padahal produknya merupakan perpaduan motif kain asli Indonesia. Dan dari situlah, saya yakin bahwa kita punya peluang besar AFTA 2015 nanti,” lanjut Alif.
Alif sepakat bahwa sejak dibangku sekolah, seharusnya para siswa memang sudah diperkenalkan dengan hal-hal baru yang sifatnya lebih global dan berskala internasional, sebagai satu diantara kesiapan menjelang pasar bebas.
Selain di sekolah, Alif yang memang sejak sekolah dasar suka menggambar dan mencintai warna-warni kain, sengaja memilih SMK untuk mendalami bidang fashion. “Lebih dari itu, saya memang suka fashion. Dan saya yakin kekayaan lokalitas Nusantara mendukung industri fashion di pasar global,” tegas Alif Perdana Wijaya.
Ditemui ditempat berbeda, Embran Nawawi desainer di Surabaya menegaskan bahwa kekayaan lokal Nusantara memang belum seluruhnya digali dan diekspos. “Luar biasa banyak. Dan itu memberikan sentuhan berbeda bagi eksplorasi fashion,” tukas Embran.
Oleh karena itu, terkait Asean Free Trade Area (AFTA) 2015, pelaku industri fashion punya kesempatan terbuka mengedepankan lokalitas itu. “Siswa-siswa di jurusan busana, punya peluang mengembangkan ini juga,” tegas Embran saat dihubungi suarasurabaya.net, Senin (24/3/2014).(tok/ipg)
Foto: threestarfashion.com