Lebih dari 300 pedagang Pasar Turi kembali berunjuk rasa mendatangi Balaikota Surabaya. Massa mendesak Tri Rismaharini, Walikota segera mengambil alih pembangunan Pasar Turi.
Membawa aneka poster dan spanduk, setiba di balaikota, massa langsung duduk tepat di gerbang balaikota. Mereka lantas menggelar orasi bergantian.
“Bu Risma harus segera ambil alih karena investor selalu membohongi kami,” kata Ridwan Bahmid, koordinator pedagang, Rabu (24/9/2014).
Menurut dia, pembangunan pasar grosir terbesar di Indonesia bagian timur ini tidak dari uang investor melainkan hasil urunan dari pedagang.
Ini terlihat dari lambannya pembangunan pasar tersebut. Seringkali pembangunan dilakukan ketika ada pembayaran stan dari pedagang. Tak hanya itu, pedagang juga dibebani biaya-biaya yang lain seperti biaya pemasangan plafon sebesar Rp7 juta perstan dan biaya pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebesar Rp10 juta perstan.
Padahal, pedagang sudah membeli stan dengan harga antara Rp17 juta hingga Rp25 juta per meter persegi. Disisi lain, pembangunan pasar tersebut hingga saat ini masih jauh dari kata selesai.
Menurut Ridwan, sejak pasar tersebut terbakar untuk pertamakalinya pada Juli 2007, hingga kini nasib mereka tak kunjung mendapatkan kepastian tempat berjualan.
Di awal pembangunan investor menjanjikan bulan Februari 2014 bangunan sudah bisa ditempati. Tak hanya itu, pada saat puasa juga ada janji sebelum lebaran bisa ditempati. Faktanya hingga kini pembangunan tak kunjung rampung.
Dengan diambil alih pemerintah kota, para pedagang berharap proses pembangunan bisa lebih dipercepat. “Pemkot kan punya banyak uang jadi silakan segera diambil alih pembangunannya,” kata Syukur, salah seorang pedagang.
Sementara itu, setelah menunggu sekitar dua jam, Tri Rismaharini akhirnya bersedia menemui para pedagang. “Saya yakinkan bahwa pernyataan saya tetap sama, jika pada 14 oktober tidak selesai, maka akan kami ambil alih,” kata Risma.
Pengambil alihan ini, kata dia, berdasarkan masukan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). “Ini perintah dari BPKP jadi kami akan ambil alih pembangunan Pasar Turi,” kata dia.
Terpisah, Santoso Tedjo Direktur Operasional PT Gala Bumi Perkasa, selaku investor Pasar Turi, mengaku siap memenuhi permintaan wali kota untuk menyelesaikan pembangunan Pasar Turi pada 14 Oktober mendatang.
Meski demikian, dia belum yakin Pemkot akan mengambil alih pembangunan dan pengelolaan. Apalagi hingga kini belum ada surat pemberitahuan atas rencana pengambilalihan itu. “Harusnya ada pemberitahuan dulu sehingga investor tidak dibuat bingung dengan keluarnya ancaman pengambilalihan pembangunan Pasar Turi ini,” ujarnya.
Sekadar diketahui, total stan di Pasar Turi yang saat ini dibangun mencapai 6.500 unit dan menempati sembilan lantai. Dari jumlah itu, stan untuk pedagang lama sebanyak 3.800 unit berada di lantai satu sampai tiga. Sisanya untuk pedagang baru. (fik/ipg)