Pantai Gading telah menutup perbatasan daratnya dengan tetangga Afrika Barat yang terdampak Ebola, Guinea dan Liberia, untuk mencegah wabah yang paling mematikan di dunia itu melalui sebaran virus ke wilayahnya, kata pengumuman pemerintah.
Sejumlah negara Afrika telah menentang nasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dimasukkan ke dalam pembatasan tempat pada perjalanan ke dan dari negara-negara di mana Ebola telah muncul, yang juga mencakup Sierra Leone dan Nigeria.
Filipina Sabtu memerintahkan 115 tentaranya untuk kembali ke tanah air dari operasi penjaga perdamaian di Liberia karena ada wabah di sana.
Pantai Gading, sebelumnya mengenakan larangan penerbangan ke dan dari Sierra Leone, Liberia dan Guinea.
“Dihadapkan dengan lokasi wabah baru dan reaktivasi tempat lama … pemerintah Pantai Gading memutuskan untuk menutup perbatasan daratnya dengan republik Guinea dan Liberia,” kata pernyataan yang dibacakan di televisi milik negara Jumat.
Kota Nimba, Liberia, yang berbatasan dengan Pantai Gading, telah melihat jumlah kasus Ebola makin membesar. Menurut Musa Massaquoi, kepala kasus manajemen Ebola di Kementerian Kesehatan Liberia, 65 kasus termasuk 25 pasien dikonfirmasi kini telah dilaporkan di sana.
“Jumlah kasus di Nimba telah dibubuhi baru-baru ini dan itu dan sekarang menjadi bidang perhatian, ” kata Massaquoi kepada Reuters.
Ebola telah menewaskan 1.427 orang dari 2,615 kasus.
Namun, keluarga-keluarga menyembunyikan orang-orang yang dicintai dan keberadaan “zona bayangan” di mana para petugas medis tidak bisa mengukur skala epidemi yang sebenarnya belum diketahui, kata badan kesehatan PBB..
WHO telah berulang kali mengatakan tidak merekomendasikan perjalanan atau pembatasan perdagangan bagi negara-negara yang terkena Ebola. Dia mengatakan langkah-langkah seperti itu bisa meningkatkan makanan dan pasokan yang serba kekurangan.(ant/rst)