Soekarwo, Gubernur Jawa Timur memastikan penutupan lokalisasi Dolly tetap akan dilakukan pada 18 Juni 2014. Menurut dia, jadwal 18 Juni diputuskan untuk menyesuaikan jadwal Salim Segaf Aljufri Menteri Sosial yang memang secara simbolik akan melakukan penutupan lokalisasi terbesar di Indonesia itu.
”Rencana penutupan ini jalan terus, tidak ada perubahan. Pemerintah murni ingin membantu mengubah nasib para pekerja lokalisasi sehingga lebih bermartabat dan lebih sehat hidupnya,” Kata Soekarwo, usai sholat Jumat di Masjid Baitul Hamdi, Kantor Provinsi Jawa Timur, Jumat (6/6/2014).
Menurut Soekarwo, Indonesia merupakan negara demokratis yang mengedepankan dialog untuk menyelesaikan masalah warganya. Karenanya, untuk penutupan ini, pihaknya yakin pemerintah Kota Surabaya bisa melakukan dialog dengan baik dengan para penghuni lokalisasi.
Dialog, diharapkan mampu memecahkan masalah yang selama ini dihadapi para penghuni lokalisasi, sehingga dengan kesadaran sendiri mereka bisa meninggalkan praktek prostitusi.
Yang pasti, Soekarwo mengatakan jika penutupan Dolly dilakukan murni karena rasa kemanusiaan. “Prinsip penutupan itu membuat hidup lebih bermartabat. Seandainya ini dealock maka lobi-lobi harus dilakukan yang penting penutupan jalan terus,” kata dia.
Dalam penutupan Dolly ini, Soekarwo mengaku tetap akan mengikuti Wali Kota Surabaya. Karena, pemkot yang memiliki kewenangan melakukan penutupan. Sementara Pemprov hanya bersifat memback up saja.
“Kita pasrah bu Wali saja. Apapapun itu kami akan mensupport. Kemarin sudah mengusulkan ke saya terkait apa saja yang berhubungan dengan penutupan dan sudah saya setujui,” ujarnya. (fik/ipg)