Senin, 20 Januari 2025
Kehidupan Warga Pasca Erupsi Gunung Kelud

Pagi Pulang, Sore Kembali ke Pengungsian

Laporan oleh Wakhid Muqodam
Bagikan

Warga korban erupsi Gunung Kelud terus berusaha untuk bangkit dari keterpurukan. Meskipun rumah mereka hancur karena hujan abu dan batu, namun tidak lantas mereka hanya berdiam diri dipengungsian dan hanya menunggu bantuan dari para dermawan.

Setiap Matahari terbit, warga Dusun Pait Wonorejo, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang mulai kembali ke dusun mereka, untuk membenahi rumah mereka yang porak poranda.

Tumini (30) satu diantara warga dusun Pait Wonorejo misalnya. Setiap pagi dia meninggalkan pengungsian yang jaraknya dua kilometer dari dusunnya, untuk membersihkan rumah dan mencari barang-barang miliknya yang masih bisa dipergunakan.

Berbekal masker dan cangkul, dia menumpang mobil para relawan untuk menuju ke dusunnya, dan saat sore hari dia kembali ke pengungsian karena kondisi rumah belum layak untuk dihuni.

“Setiap pagi ya seperti ini, pulang ke rumah cari barang-barang yang tersisa yang masih bisa dipakai. Bawa cangkul juga untuk bersihin lantai rumah yang tertimbun pasir. Kalau sore ya pulang, rumah kondisinya begini belum bisa ditempati,” kata Tumini kepada suarasurabaya.net.

Tidak banyak perabot rumah milik Tumini yang masih bisa dipergunakan, namun dia masih bisa bersyukur karena rumah semi permanen miliknya masih berdiri dengan kokoh meskipun atapnya hancur karena hujan abu dan batu beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, masih ada barang-barang yang bisa dipakai, rumah juga tidak roboh,” ujarnya sembari membersihkan ranjang berbahan kayu yang kotor karena tertimbun pasir.

Tiba-tiba dia menangis saat mengumpulkan buku-buku milik anak semata wayangnya yang saat ini duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas tiga. Sudah seminggu lebih anaknya tidak bersekolah karena berada di pengungsian. Dia berharap musibah ini tidak membuat masa depan anaknya hancur.

“Anak saya sebentar lagi ujian, buku-bukanya rusak semua, seragamnya juga tertimbun pasir, mudah-mudah saat ujian nanti hasilnya baik,” kata Tumini.

Wanita yang setiap harinya bekerja sebagai petani ini, ingin segera bisa tinggal di rumahnya, agar bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, sebelum bencana Gunung Kelud terjadi.

Dia dan warga lainnya mengaku jenuh jika, harus terus berada di pengungsian. Dia ingin segera memperbaiki rumahnya, namun belum ada biaya untuk melakukan.

“Ingin secepatnya rumah bisa ditempati lagi. Sementara ya hanya bisa membersihkan rumah dari pasir, dan memilah genteng yang masih bisa dipakai. Belum ada biaya kalau harus langsung memperbaiki rumah seperti kondisi semula,” pungkasnya.

Dusun Pait Wonorejo, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang tempat Tumini tinggal bersama keluarganya, merupakan satu diantara dusun yang terkena dampak paling parah akibat erupsi Gunung Kelud, hampir 90 % rumah di sana hancur atapnya. Sejauh ini, bantuan memang terus mengalir ke dusun tersebut, maupun dusun lainnya yang berada di Desa Pandansari. Namun untuk bantuan bahan bangunan, masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan renovasi ratusan rumah yang berada di sana. (wak/edy)

Teks Foto:
– Tumini warga dusun Pait Wonorejo saat membersihkan ranjang miliknya dari pasir.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Senin, 20 Januari 2025
24o
Kurs