Organda Tanjung Perak, Surabaya minta polisi, untuk segera menindak tegas para pelaku pembjakan truk yang sering terjadi selama dua bulan terakhir.
Ayup Hosea Ketua Bidang Hubungan Organusasi Organda Tanjung Perak mengtakan, dalam dua bulan terakhir ini, sudah ada 3 sopir truk yang jadi korban perampokan dan pembajakan.
“Korban pertama 12 Ferbruari lalu, waktu itu truk Hino warna hijau L 9242 UN, dibajak di sekitar Krian, sesudah mengirim barang. Truk itu kondisinya kosong, tapi tetap saja dibajak beberapa pelaku, dan sampai sekarang posisi truk juga belum diketahui,” ujar Ayup, Sabtu ( 29/3/2014).
Ditambahkan Ayup, dari kejadian itu, sopir truk dibuang ke sawah-sawah di sekitar Krian dan sekarang sudah kembali ke perusahaannya.
Tidak lama sesudah kejadian itu, di Kawasan Wringinanom juga terjadi aksi perampasan pada sopir truk. “Karena sopir melawan waktu akan dirampok, akhirnya gagal jadi korban kejahatan, meski pelaku sempat menghentikan korbannya di sekitar Wringinanom,” kata Ayup.
Sementara kejadian terakhir dialami sopir truk yang perusahaannya juga anggota Organda Tanjung Perak, minggu lalu. “Korban tidak dirampas truknya tapi diminta dompet dan HP-nya di sekitar Pandaan, waktu itu truk dalam kondisi kosong dan akhirya sopir yang jadi sasaran pelaku,” ungkap Ayup pada suarasurabaya.net.
Pada kejadian itu, menurut Ayup, sopir dipotong pelaku dengan menggunakan mobil Avanza dan tiga pelaku masuk ke kabin kemudian memkuli sopir sampai akhirnya dompet dan tas sopir dirampas.
Dari beberapa kali kejadian perampokan dan pembajakan truk itu, semua korban sudah lapor polisi, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan yang tegas pada para pelakunya.
“Para pengusaha angkutan banyak yang trauma dengan kejadian itu, karena selalu jadi sasaran target dan korban tanpa ada tindakan yang tegas pada pelakunya,” keluh Ayup.
Menyikapi aksi kejahatan yang sering terjadi pada sopir truk anggota Organda Tanjung Perak, beberapa perusahaan anggota Organda Tanjung Perak selalu berpesan pada sopirnya, agar menabrak langsung kendaraan yang mendahului atau memotong mendadak di daerah-daerah yang rawan aksi kejahatan.
“Lebih baik ditabrak saja kalau ada yang memotong mendadak, karena kerugiannya tidak banyak seperti kalau muatan truk dibajak dan truk dibawa lari pelaku,” pungkasnya. (tas/ipg)