Aksi mogok beroperasi ribuan kendaraan ekspedisi milik perusahaan yang tergabung dalam Organisasi Angkutan Darat (Organda) Khusus Tanjung Perak, Rabu (19/11/2014), berdampak pada aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Jamrud Utara Tanjung Perak.
Pantauan suarasurabaya.net, aksi mogok sebagai bentuk protes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), membuat aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Jamrud Utara Tanjung Perak Surabaya lumpuh total. Meski kapal berhasil bersandar, namun tidak ada truk yang beroperasi untuk mengangkut barang.
Sejumlah sopir truk memilih memarkir truknya dan memilih beristirahat di bawah kendaraan berat. Sejumlah alat berat yang ada seperti, Harbour Mobile Crane (HMC) juga tampak berhenti beroperasi.
Edy Priyanto Kepala Humas Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III mengatakan, akibat ribuan kendaraan mogok beroperasi, aktivitas di Pelabuhan Jamrud Utara Tanjung Perak berhenti untuk sementara waktu. Tidak ada aktivitas bongkar muat karena tidak ada truk yang beroperasi.
“Meski kapal berhasil bersandar, tapi tidak bisa melakukan proses bongkar muat, karena tidak ada truk yang beroperasi,” kata Edy kepada wartawan, Rabu (17/11/2014).
Dia menambahkan, khusus untuk terminal petikemas tidak mengalami kendala. Karena untuk terminal petikemas, pihak Pelindo III memiliki trailer sendiri, sehingga meski kendaraan milik Organda mogok beroperasi, aktivitas tetap beralan.
“Lapangan penumpukan kita siapkan, untuk bisa menampung hingga dua hari ke depan. Namun untuk jenis truk lossing, yang mengangkut bahan curah kering seperti jagung, beras, soda api, dan lainnya di pelabuhan Jamrud Utara ini terpaksa tidak bisa beroperasi selama satu hari, dan harus menunggu,” ujarnya.
Pihak PT Pelindo III masih belum bisa menghitung secara pasti dampak kerugian dari aksi mogok operasi Organda ini. Namun bisa dipastikan, kerugian terbanyak diderita oleh para pemilik barang yang saat itu sedang melakukan proses bongkar muat.
“Kita belum mengetahui secara rinci kerugian yang terjadi, karena kami harus memetakan dipelabuhan tanjung perak ini ada beberapa terminal. Setelah hari ini mungkin baru bisa kami hitung,” kata Edy. (wak/rst)