Bersama dengan ratusan siswa sekolah dasar yang berasal dari sekurangnya 11 sekolah di Surabaya, Sabtu (6/9/2014) Tunas Hijau Indonesia membuat lubang resapan Biopori di taman pembatas Jl. HR. Muhammad, Surabaya, bertepatan dengan musim panas yang sedang berlangsung saat ini.
“Sebaiknya pembuatan lubang resapan Biopori dikerjakan saat musim panas. Selain untuk menjaga keberadaan air dalam tanah, lubang resapan Biopori juga dapat menjaga kesuburan tanah. Musim panas seperti ini, cocok membuat lubang Biopori itu,” papar Zamroni direktur Tunas Hijau Indonesia.
Kepada ratusan siswa yang Sabtu (6/9/2014) sudah memenuhi taman ditengah jalan depan SD Pradah Kalikendal I Surabaya Jl. HR. Muhammad, aktivis Tunas Hijau Indonesia memberikan arahan terkait dengan cara pembuatan lubang resapan Biopori. Kemudian langsung mengajak mereka beraksi.
Semakin banyak lubang resapan Biopori ada, lanjut Roni sapaan Zamroni, membuat kondisi pepohonan serta tanaman yang ada disekitarBiopori menjadi terjaga kesuburannya. “Karena lubang resapan Biopori itu dapat menjadi penyedia asupan makanan bagi pepohonan atau tanaman disekitarnya,” tukas Roni.
Oleh karena itu, membuat lubang resapan Biopori memang tidak harus menunggu saat musim kering atau musim panas tiba. “Kapanpun bisa membuat lubang resapan Biopori. Termasuk saat musim hujan. Tetapi yang terbaik memang saat musim panas, seperti saat ini,” kata Roni pada suarasurabaya.net, Sabtu (6/9/2014).
Lebih dari 100 lubang resapan Biopori dibuat para pelajar bersama dengan Tunas Hijau Indonesia, dan diharapkan keberadaaannya dapat dijaga dan terus dirawat agar terus memberikan manfaat bagi tanah, tanaman, dan pepohonan.(tok/ipg)