Program Corporate Social Responsibilty ( CSR ) Kaeher indonesia sebuah perusahaan asal Jerman menaruh perhatian besar terhadap kondisi Tugu Monas yang terlihat kumuh dan berlumut.
Kondisi ini bisa dimaklumi, karena sejak monas yang menjadi icon masyarakat ibu kota dibangun tahun 1961 baru kali ini dibersihkan.
Rini haryani kepala unit pengelola Monas mengatakan biaya untuk memandikan monas ditanggung oleh program CSR perusahaan milik Jerman.
Tenaga yang mengerjakan seluruhnya adalah para ahli yang sudah berpangalaman dari Jerman.
Cara kerjanya tugu setinggi 130 meter itu akan disemprot dengan air pada suhu tertentu tanpa zat kimia. Pekerjaannya akan dimulai hari ini, dan direncakan selesai 18 mei 2014. Selema dibersihakan, Monas ditutup untuk umum.
Menurut Rini Harini bagian yang dibersiahkan adalah tugu dan cawan penyanggahnya. Sedangkan obor api yang dilapisi emas seberat 50 Kg tidak akan disentuh.
Obor api yang di puncak monas terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton. Pertama dipasang perunggu dilapasi emas seberat 32 Kg. Pada HUT ke 50 RI, berat emas ditambah 18 Kg lagi sehingga beratnya total lapisan emasnya seberat 50 Kg.
Suherno Kepala Unit pengelola Taman di kawasan Monas, menyambut baik dibersihkannya Monas.
Tapi kerja keras untuk menghidupkan kembali aura monas, akan sia sia jika tidak diikuti dengan penertiban pedagang kaki lima yang saat ini merubah kawasan Monas menjadi pasar.
Sejak Jokowi Gubernur DKI maju sebagai capres, pedagang kaki lima bebas masuk ke monas, meskipun ada Perda yang melarang jualan di kawasan Monas.
Sutinah pedagang kopi dan makanan keliling asal Madura mengatakan, kalau pedagang dilarang masuk Monas, sama dengan membunuh pelan pelan para pedagang kecil. (jos/rst)