Meski oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) buku-buku pelajaran sekolah Kurikulum 2013 (K 13) yang kabarnya diberikan secara gratis dan tidak dijual di pasaran, ternyata tersedia dilapak-lapak penjual buku di Surabaya dengan harga jual lebih tinggi dibanding HET yang pernah disampaikan Kemendikbud.
Beberapa pedagang mengaku menjual dengan harga lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang pernah disampaikan Kemendikbud beberapa waktu lalu dikisaran antara Rp 7.000 hingga Rp 9.000, karena dari distributor harganya memang sudah lebih tinggi.
“Ini saya beli Rp 20.000. Dari distributor harganya memang mendekati itu, jadi kalau ditanya untung, sebenarnya tidak terlalu banyak. Dulu itu katanya cuma sekitar Rp 10.000, tapi ternyata bukunya diberikan gratis. Ya sudah kami menunggu saja, ternyata distributor memasok dengan harga berbeda,” terang Budi pedagang buku di kawasan Blauran, Surabaya.
Sejak sekitar seminggu terakhir ini, tambah Budi, pihaknya memang sudah menjual beberapa puluh buku-buku pelajaran Kurikulum 2013, yang memang banyak dicari orang tua siswa serta warga masyarakat. “Lumayan banyak juga yang cari,” lanjut Budi saat ditemui suarasurabaya.net, Kamis (21/8/2014).
Sementara itu, dra. Frida Sulistyowati satu di antara orang tua siswa yang membeli buku pelajaran K13, mengaku tidak perduli dan mempersoalkan harga buku K13 yang dijual rata-rata di kisaran Rp 20.000 tersebut. “Yang penting anak saya punya buku itu. Penting buat belajar sendiri di rumah,” tegas Frida Sulistyowati.
Senada dengan Frida, mahalnya harga buku pelajaran K 13 tidak dipersoalkan Raharjo orang tua siswa. “Kalau tidak beli sendiri, menunggu dari sekolah ternyata lambat. Rasanya juga tidak mahal-mahal sekali. Tetapi anak saya membutuhkan, harus beli,” pungkas Raharjo pada suarasurabaya.net, Kamis (21/8/2014).(tok/ipg)
Teks Foto:
– Buku-buku pelajaran ditahun ajaran baru dibutuhkan. Foto: Dok. suarasurabaya.net