
Ignasius Jonan Menteri Perhubungan yang baru saja ditunjuk Presiden Joko Widodo dalam Kabinet Kerja, diminta untuk menurunkan biaya logistik yang saat ini masih tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Zaldy Masita Ketua Asosiasi Logistik Indonesia.
“Yang paling penting itu bisa menurunkan biaya logistik,” katanya di Jakarta, seperti yang dilansir Antara, Kamis (30/10/2014).
Menurut Zaldy, biaya logistik yang tinggi masih menjadi permasalahan utama yang harus segera dibenahi, misalnya kontribusi terhadap produk domestik bruto saat ini sekitar 25 persen yang seharusnya di bawah 15 persen.
Saat ini, Indonesia menurut Indeks Performa Logistik (ILP) Bank Dunia menempati urutan 59 dengan nilai 2,94 dari sekitar 160 negara. Imbasnya, Indonesia belum bisa bersaing dengan logistik di negara-negara kawasan, seperti Singapura yang berada di urutan kelima dan lainnya, apalagi sebentar lagi Indonesia akan meghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Jonan juga diharapkan bisa lebih mengembangkan KAI yang mendukung pengakutan logistik barang, dan tidak hanya mendukung logistik penumpang.
“Track record Pak Jonan di KAI sangat bagus untuk penumpang, tetapi belum berhasil mengembangkan untuk logistik,’ katanya.
Zaldy juga meminta kepada Menhub Jonan untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi swasta untuk melakukan investasi infrastruktur logistik.
“Lebih fokus pada logistik dan memberikan iklim kondusif bagi swasta untuk infrastruktur logistik,” katanya.
Selain itu, Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) tersebut, diharapkan bisa mengembalikan peranan otoritas pelabuhan dan bandara yang adil terhadap swasta sebagai regulator.
“Selama ini pengelolaan pelabuhan dan bandara, dimonopoli oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementrian Perhubungan belum memberikan kesempatan bagi swasta untuk masuk,” katanya.
Sekadar diketahui, Ignasius Jonan telah resmi menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Kerja periode 2014-2019 setelah Presiden Jokowi mengumumkan 34 nama menteri dan dua wakil menteri di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu 26 Oktober lalu.
Jonan menggantikan Menteri Perhubungan sebelumnya yakni Mayjen TNI (Purn) Evert Ernest Mangindaan pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, periode 2009-2014.(ant/nif/ipg)