Menampilkan sejumlah koleksi kain batik, Wismilak Ragam Pesona Batik seakan menelisik jejak budaya dan peradaban sendiri melalui berbagai jenis kain batik.
Digelar hingga Rabu (15/10/2014) mendatang, Wismilak Ragam Pesona Batik menampilkan kekayaan ragam dan jenis batik. Mulai dari kain batik koleksi Keraton Sumenep Madura, kain batik Lasem, Pekalongan, Cirebon, serta Sidoarjo.
Kain-kain bernilai jutaan rupiah tersebut seakan mewakili jejak sebuah sejarah. Jejak peradaban masyarakat ketika itu. Sebut saja perajin batik Pekalongan yaitu Oey Soe Tjoen dan Lim Ping Wie, hingga saat ini jejak peradabannya masih sangat terasa sebagai bagian dari sejarah.
“Batik-batik yang kami tampilkan tidak ubahnya jejak sejarah peradaban masa lalu, yang memberikan pengaruh kuat pada keberadaan dan kehadiran kain-kain batik modern masa kini dengan beragam corak serta motifnya. Ada batik Pekalongan, batik Lasem, Madura dan Sidoarjo,” terang Henry Najoan, Chief Personnel PT Wismilak Inti Makmur, Tbk, saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Jumat (10/10/2014).
Selain koleksi batik Pekalongan karya pengrajin Oey Soe Tjoen dan Lim Ping Wie, juga dipamerkan beberapa kain batik lainnya milik pengrajin dan kolektor Batik diantaranya Liem Boen In, Na Swa Hien, Oey Kok Sing atau Oey Siok Kim dan Oh Ju May. Juga dipamerkan batik kuno dari Lasem dan Sidoarjo.
Sementara itu, bagi Ivone Stefanie pecinta kain, keberadaan batik memang tidak ubahnya adalah penanda masa sekaligus penanda bagi peradaban manusia yang dari waktu kewaktu terus berubah. “Kain, apapun itu, seperti batik misalnya, adalah bagian dari penanda masa atau sejarah manusia. Sangat menarik memang, terutama batik,” ungkap Ivone Stefanie, Jumat (10/10/2014).(tok/ipg)