Mendung selimuti unjuk rasa ribuan buruh yang digelar di depan Gedung Negara Grahadi, Kamis (13/11/2014). Pantauan suarasurabaya.net, mendung setidaknya juga membuat ribuan buruh dengan nyaman bisa duduk-duduk di atas aspal Jl Gubernur Suryo sambil mendengarkan orasi yang disampaikan perwakilan massa.
Buruh sendiri tiba dengan longmarch jalan kaki secara bergelombang. Gelombang pertama adalah massa dari Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto dan Surabaya; sedangkan gelombang kedua adalah massa dari Gresik.
Mereka datang dan langsung menggelar orasi bergantian. “Kami sengaja datang kembali karena melihat penyusunan UMK kali ini tak kunjung ditetapkan,” kata Sukardji, perwakilan buruh dari Sidoarjo.
Dalam aksi kali ini, buruh mendesak Soekarwo Gubernur Jawa Timur segera menetapkan usulan UMK seperti usulan dari bupati/walikota diantaranya usulan dari Bupati Gresik yang mengusulan UMK sebesar Rp2,727 juta; lantas Bupati Sidoarjo sebesar Rp2,710 juta; kemudian Bupati Pasuruan sebesar Rp2,7 juta dan Bupati Mojokerto sebesar Rp2,697 juta.
Selain itu, hari ini, Walikota Surabaya juga telah mengusulkan dua angka UMK yaitu masing-masing Rp2,206 juta versi Apindo dan Rp2,840 juta versi buruh.
Dengan dua usulan ini, buruh mendesak Soekarwo bisa menetapkan besaran UMK Surabaya sebagaimana yang telah diusulan oleh buruh. “Usulan dari buruhlah yang layak karena disusun melalui mekanisme survei yang benar,” kata dia.
Sementara itu, untuk menampung aspirasi buruh, Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur dan Edi Purwinarto, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan menemui perwakilan pengunjuk rasa.
Hingga berita ini diturunkan, pertemuan tertutup dengan perwakilan buruh masih digelar di salah satu ruang di Grahadi. (fik/ipg)