Masyarakat kota Surabaya perlu terus diingatkan tentang bahaya sampah plastik, lantaran berdasarkan hasil penelitian oleh sejumlah pihak, sampah plastik di kota ini dari tahun ketahun terus meningkat jumlahnya.
“Keprihatinan kami adalah kesadaran masyarakat Surabaya terkait sampah plastik dan bahayanya masih sangat minim. Dan oleh karena itu perlu terus menerus diingatkan tentang bahaya penggunaan plastik termasuk tas kresek,” terang Wawan Some ketua Komunitas Nol Sampah.
Berdasarkan penelitian Yulinah Trihadiningrum dosen Tekinik Lingkungan ITS Surabaya, bahwa sampah plastik di Surabaya tahun 1988 sekurangnya 5,6% dari totl seluruh sampah di Surabaya.
Jumlah itu meingkat menjadi 12,4% pada tahun 2010. Meskipun hanya 12,4% dari total sampah di Surabaya, tetapi sampah plastik butuh waktu ratusan tahun untuk dapat terurai, sehingga tumpukan sampah di TPA Benowo didominasi sampah plastik.
Tidak hanya itu, perubahan gaya hidup masyarakat kota, lanjut Wawan, juga berpengaruh pada menumpuknya sampah plastik di Surabaya. “Sampah plastik dan tas kresek bahkan terlihat di kawasan mangrove. Ini mematikan bibit-bibit mangrove disana,” tambah Wawan.
Dan oleh karena itu, memperingati Hari Peduli Sampah 2014, komunitas Nol Sampah mengajak segenap masyarakat serta pemerintah kota Surabaya, memahami bahaya sampah plastik serta melakukan diet tas kresek. “Diet tas kresek harus dilakukan,” tegas Wawan Some pada suarasurabaya.net, Jumat (21/2/2014).(tok/rst)
Teks foto:
-Masyarakat perlu diajak memahami bahaya sampah plastik.
Foto: Totok suarasurabaya.net