Meningkatnya jumlah anak-anak penyandang Cerebral Palsy di Indonesia, antara 1 hingga 5 anak dari per 1.000 jumlah kelahiran hidup setiap tahunnya menjadi keprihatinan tersendiri bagi Rido Satria Wijaya.
Mahasiswa Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya) ini, kemudian mendesain produk alat bantu penunjang aktivitas dan terapi bagi anak penyandang Cerebral Palsy, yang diberi nama Mobility Aid for Cerebral Palsy (Mai-CP).
Cerebral Palsy merupakan kelainan yang terjadi pada otak yang mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak, bentuk tubuh dan koordinasi, psikologis dan kognitif sehingga mempengaruhi aktivitas seseorang.
Umumnya, penderita mengalami kaku otot pada bagian tubuh tertentu sesuai dengan tingkat keparahannya. Selama ini, alat bantu untuk penderita Cerebral Palsy masih terbatas pada kursi roda.
Dengan Mai-CP karya Rido Satria Wijaya, alat bantu yang hadir dengan konsep desain easy and tough. Berukuran 104 cm x 48 cm x 65 cm, seorang anak penyandang Cerebral Palsy pada tingkat keparahan ringan dan sedang dapat terbantu aktivitasnya.
“Anak laki-laki mapun perempuan dapat menggunakan alat ini. Usianya dibatasi pada rentang 9 hingga 16 tahun dengan berat badan maksimal 60 kg,” papar Rido pada suarasurabaya.net, Selasa (28/10/2014).
Untuk operasionalisasi produk ini dilakukan dengan cara duduk dan berdiri. Dengan alat ini, penyandang Cerebral Palsy yang mengalami keterbatasan, terutama terbatas pada geraknya ketika beraktivitas dapat terbantu sehingga dapat berpindah tempat lebih mandiri.
“Namun demikian, penggunaan produk ini masih memerlukan pengawasan dan pendampingan orangtua. Karena bagaimanapun dukungan dan perhatian orangtua tetap menjadi kunci perkembangan anak,” pungkas Rido Satria Wijaya.(tok/ipg)
Teks foto:
– Alat bantu karya Rido untuk penderita Cerebral Palsy.
Foto: Totok suarasurabaya.net