Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di tahun 2015 akan mendapatkan sertifikat sesuai dengan bidang keahliannya, agar mampu bersaing dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Hal tersebut disampaikan oleh Mustaghfirin Amin Direktur Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah Kemdikbud.
“Memasuki MEA 2015, maka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga harus disiapkan agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang bebas masuk ke Indonesia,” katanya seperti yang dilansir Antara.
Mustaghfirin mengungkapkan, sertifikat profesi lulusan SMK itu akan diakui oleh negara-negara ASEAN. Dengan pemberlakuan MEA 2015, muncul komitmen dari seluruh negara ASEAN untuk mengakui sertifikat keahlian dari masing-masing negara.
“Secara bertahap penerapan sertifikasi terus ditingkatkan kualitasnya. Jadi lulusan SMK selain memiliki ijazah juga sertifikat kompetensi. Sertifikasi akan dilaksanakan untuk 128 paket keahlian,” katanya.
Namun, program sertifikasi lulusan SMK tersebut menimbulkan konsekuensi perbaikan kualitas pembelajaran. Karena itu, untuk anggaran tahun 2015 akan disiapkan untuk peningkatan kualitas pembelajaran di semua SMK sebesar Rp700 juta.
“Kami tentu saja akan memberikan prioritas bantuan, terutama akan ke SMK yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan” tegasnya.
Saat ini, sudah terdapat 145 unit SMK perikanan dan sebanyak 170 SMK kelautan di seluruh Indonesia. SMK perikanan dan kelautan itu menjadi prioritas penanganan Kemdikbud karena sejalan dengan program Presiden Joko Widodo yang ingin mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.
Minat calon siswa mempelajari bidang pertanian dalam beberapa tahun terakhir terus menurun. Karena itu, khusus SMK pertanian akan diberikan afirmasi dalam bentuk beasiswa untuk menarik minat lulusan SMP agar memilih SMK jurusan pertanian.
“Jangan dibayangkan SMK pertanian melakukan pekerjaan layaknya petani di swah yang mencangkul dan melakukan pekerjaan pertanian tradisional. Justru dengan adanya SMK bidang pertanian tujuan memberikan ilmu dan teknologi pertanian modern seperti bercocok tanam dan sebagainya dengan mengadopsi teknologi pertanian negara maju,” katanya.
Sekedar diketahui, jumlah siswa SMK pada tahun 2014 mencapai 1,6 juta, siswa meningkat sebanyak 177 ribu siswa bila dibandingkan jumlah siswa SMK pada tahun 2013 lalu. Kemdikbud pada tahun 2014 membangun 3.100 ruang kelas baru SMK dan membantu pendirian sebanyak 35 unit sekolah baru SMK di seluruh Indonesia.(ant/nif/ipg)